Jenderal Andika Endus Rencana Demo saat Pelantikan Jokowi, Inilah Skenario Antisipasinya

Rabu, 09 Oktober 2019 – 21:18 WIB
Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai KSAD di Istana Negara, Kamis (22/11). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa membahas potensi munculnya demonstrasi saat pelantikan Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 pada 20 Oktober mendatang.

Untuk antisipasi adanya demo, Jenderal Andika telah mengumpulkan seluruh panglima daerah militer (Pangdam) di Markas Besar TNI AD, Jakarta Pusat, Rabu (9/10).

BACA JUGA: Demo Marak, Relawan Jokowi - Maruf dari Banten Siap Bergerak

Andika mengungkapkan, akan ada demonstrasi dalam skala kecil di berbagai wilayah. Namun, hanya 30 persen wilayah yang berpotensi menjadi lokasi demo.

"Maksudnya 30 persen itu estimasi (terjadi demonstrasi, red)," kata Andika di Mabes AD, Jakarta Pusat.

BACA JUGA: MPR Usul Pelantikan Presiden Pukul 14.00, Ini Alasannya

Menurut dia, TNI AD siap mengamankan demonstrasi itu. Selain itu, TNI AD juga telah menyiapkan strategi menangani demonstrasi.

Andika akan menyiagakan prajurit TNI AD dari wilayah yang tak terjadi demonstrasi ke daerah yang berpotensi menjadi lokasi unjuk rasa. "Jadi setelah diinventarisasi tadi kami makin tahu, sebenarnya yang difokuskan untuk daerah ini saja," ucap dia.

BACA JUGA: Jenderal Andika dan Para Pangdam Bahas Pengamanan Demonstrasi

Karena itu Andika memastikan pasukan di daerah yang tidak menjadi lokasi unjuk rasa benar-benar bersiaga. Dengan demikian pasukan itu bisa digerakkan kapan pun ketika dibutuhkan.

“Siapkan di titik yang tidak rawan untuk menyiapkan pasukan-pasukan. Jadi apabila dibutuhkan bisa kami gerakkan ke titik yang menjadi pusat tadi," tutur mantan Pangkostrad itu.

TNI AD juga membekali personelnya dengan cara-cara menangani demonstrasi. Salah satunya adalah cara menyikapi informasi di lapangan saat ada unjuk rasa.

"Termasuk bagaimana bertindak, apabila kami mendapatkan pesanan atau informasi yang kira-kira kalau di jajaran bawah tidak tahu, mungkin bisa dianggap benar. Kalau itu dianggap benar itu bisa menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan," pungkas dia.(mg10/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler