jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa urung datang dalam agenda rapat kerja dengan Komisi I untuk membahas rencana penjualan sejumlah eks Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/1).
Mantan KSAD itu harus terbang ke Papua menyusul kebrutalan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Pos Koramil Gome, Kabupaten Puncak, Kamis ini.
BACA JUGA: Jenderal Andika: Maruli Simanjuntak Pantas Menjabat Pangkostrad
"Per pukul 09.00 WIB tadi kami menerima WhatsApp dari Pak Panglima bahwa berkenaan dengan kejadian di Papua pagi tadi, beliau harus berangkat," kata Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid saat membuka rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Jenderal Andika diketahui mengutus KSAL Laksamana Yudo Margono mengikuti kegiatan rapat yang juga dihadiri Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani itu.
BACA JUGA: 3 Prajurit TNI Tewas di Tangan KKB, 1 Personel Kritis
"Beliau mewakili kehadirannya di sesi rapat ini," beber Meutya.
Korban meninggal dunia akibat kebrutalan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua bertambah. Tiga prajurit TNI dinyatakan tewas setelah KST menyerang Pos Koramil Gome di Kabupaten Puncak, Kamis (27/1).
BACA JUGA: Ternyata, Kabar Ini yang Bikin Honorer K2 Ragu Mendaftar Jadi PPPK
"Berjumlah tiga personel meninggal dunia dan satu personel dalam kondisi kritis," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Aqsha Erlangga dalam keterangan persnya, Kamis ini.
Sebelumnya, dua prajurit TNI dinyatakan meninggal dunia akibat serangan KST di Papua, yaitu Serda Rizal dan Pratu Baraza.
Serda Rizal meninggal sesaat setelah KST di Papua menyerang Pos Koramil Gome. Korban diketahui tertembak di bagian pinggang.
Pratu Baraza tewas saat menjalani perawatan di Puskesmas Ilaga akibat tertembak di perut bagian bawah oleh KST.
Namun, kata Aqsha, KST kembali menyerang Pos Koramil Gome setelah kebrutalan awal yang menewaskan dua prajurit.
Dua prajurit tertambak, lalu dievakusi ke Puskesmas Ilaga. Satu dinyatakan kritis yaitu Pratu Saeful.
Sementara itu, nyawa Pratu Rahman tak tertolong. Korban dinyatakan meninggal dunia akibat serangan lanjutan KST.(ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan