jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengaku siap mendatangi Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) usai heboh video berdurasi 2 menit 45 detik yang merekam eks Pangkostrad itu.
Diketahui, video itu merekam Dudung memberi pengarahan ke perwira untuk bergerak usai ramai pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon soal TNI seperti gerombolan.
BACA JUGA: Effendi Kirim Pesan Kepada Dudung, Sampai Pakai Emotikon Cinta
"Mau dipanggil MKD, saya juga tidak ada masalah, kapan," kata eks Pangdam Jaya itu ditemui di Mabesad, Jakarta, Kamis (15/9).
Namun, Dudung mengaku belum menerima surat resmi agar alumnus Akmil 1988 itu bisa mengklarifikasi heboh video tentang pengarahan.
BACA JUGA: MKD Minta Jenderal Dudung Menghadap, Cegah Konflik Horizontal
"Cuma belum ada panggilannya," katanya.
Dudung dalam kesempatan itu juga mengaku siap bertemu Effendi Simbolon. Toh, dirinya merasa tidak pernah punya masalah dengan legislator Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru KSAD Jenderal Dudung buat Effendi Simbolon, Tegas
"Saya kapan saja mau ketemu boleh. Pak Effendi mau datang juga silakan. Kami tidak ada masalah," ujar pria kelahiran Bandung, Jawa Barat itu.
Sebelumnya, anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Maman Imanulhaq menyebut pihaknya segera memanggil Dudung usai heboh video berdurasi 2 menit 45 detik.
Diketahui, video itu merekam Dudung memberi pengarahan ke perwira untuk bergerak usai ramai pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon soal TNI seperti gerombolan.
Menurut dia, MKD perlu memanggil Dudung untuk mengklarifikasi video yang beredar agar persoalan bisa tenang dan tidak merembet liar.
"Jangan sampai video itu makin meresahkan, lalu terjadi konflik horizontal. Itu penting," ujar Maman ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis ini.
Legislator Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berharap Dudung memenuhi panggilan MKD apabila surat penggilan dilayangkan.
Namun, Maman belum memerinci waktu pemanggilan kepada Dudung demi kepentingan klarifikasi.
"Saya rasa harus datang, karena sangat seorang jenderal, dia harus bertanggung jawab agar tidak terjadi konflik yang lebih luas," ujarnya. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan