Jenderal Dudung Tutup Seminar Nasional TNI AD, Ada Poin soal Operasi Militer Perang

Selasa, 28 Juni 2022 – 21:04 WIB
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi menutup Seminar Nasional Ke-6 TNI AD Tahun 2022 di Gedung Prof. Dr. Satrio Seskoad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/6). Foto: Dispenad.

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi menutup Seminar Nasional Ke-6 TNI AD Tahun 2022 di Gedung Prof. Dr. Satrio Seskoad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/6).

Seminar bertema “Reaktualisasi Doktrin Operasi Militer Matra Darat Dalam Menghadapi Ancaman Perang Masa Kini dan Masa Depan”, itu digelar dua hari, 27 dan 28 Juni 2022 dan diikuti 1.095 peserta. 

BACA JUGA: Jenderal Dudung Ziarah ke Makam Ulama-ulama Berpengaruh, Siapa Dia?

Selama dua hari, para peserta mendengarkan pemaparan dari delapan pemateri. Para pemateri itu mengangkat berbagai topik terkait upaya menyelaraskan doktrin operasi militer di AD dengan perkembangan masa kini dan tantangan tugas di masa akan datang. 

“Berbagai perspektif yang disajikan para narasumber menjadi masukan berharga bagi TNI AD untuk memperkaya rumusan perubahan doktrin operasi militer matra darat, peningkatan strategi kemampuan intelijen, pembinaan teritorial, hingga konsepsi taktik bertempur prajurit Kartika Eka Paksi di masa kini dan mendatang,” demikian siaran pers dari Dispenad, Selasa (28/6).

BACA JUGA: Jenderal Andika: Saya Sangat Serius, Saya akan Mewujudkannya

Berikut sejumlah yang dapat ditarik dari Seminar Nasional ke-6 TNI AD Tahun 2022 pada hari pertama, Senin (27/6): 

1. Dalam membangun sebuah kekuatan, diperlukan kesiapan (readiness) untuk berperang kapanpun juga, serta bagaimana keberlangsungannya dengan wawasan pertahanan yang harus terus dipersiapkan. Konsepsi Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang berfokus pada kemanunggalan TNI dengan rakyat, hingga saat ini masih relevan untuk diterapkan, namun perlu penyesuaian pada doktrin pelaksanaannya. Selain itu, terkait modernisasi, perlu dibangun postur pertahanan yang ideal dan post recruit-nya atau penguatannya, termasuk di tingkat batalyon dan kompi. 

BACA JUGA: Apel Dansat, Kapolri Tegaskan Sinergisitas TNI-Polri Harga Mati

2. Didapat sebuah diskursus akademik menarik yang intinya mengatakan bahwa pertahanan tidak selalu harus bersifat defensif (offensive approach juga bisa menjadi opsi lain), dan doktrin ini harus menjadi patokan awal, paradigma, dan ruh dari peperangan. Tentu dengan bertumpu pada strategic beliefs yang dimiliki oleh para pemimpin TNI AD. 

3. Prajurit TNI tidak cukup bermodalkan militansi, melainkan juga harus intelektual.

4. Peperangan saat ini sudah memasuki generasi ke-5 dengan kompleksitas yang terus meningkat. Selanjutnya, peperangan darat saat ini menjadi multidimensi. Sehingga tidak bisa jika hanya mengandalkan TNI sendiri saja, melainkan TNI harus menjalin kedekatan dengan rakyat. Hal ini sesuai dengan hasil survei selama empat tahun berturut-turut dari beberapa lembaga survei, yang selalu menempatkan TNI di peringkat satu sebagai lembaga negara yang paling dipercaya publik.

Hasil diskusi panel seminar di hari kedua, Selasa (28/6), diperoleh kesimpulan:  

1. Semua menyepakati bahwa saat ini kita semua sedang berperang. Namun, yang terpenting adalah menentukan siapa sebenarnya musuh yang kita hadapi. Hal ini penting karena identifikasi tersebut yang akan menentukan bagaimana Tim Pokja menyusun Doktrin Operasi Militer Matra Darat ini ke depannya

2. Doktrin Kartika Yudha nantinya akan disusun berdasarkan konsep perlawanan wilayah darat terpadu. Mulai dari tahap cipta kondisi, penangkalan penindakan, sampai dengan pemulihan. Dimulai dengan antar kecabangan, antar matra dan regular. 

3. Doktrin ini harus operasional dan menggunakan self experience berdasarkan pengalaman-pengalaman yang ada di negara kita dan negara-negara lain sebagai pembanding.

4. Menghilangkan dikotomi Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) memerlukan usaha yang lebih besar, yang bisa berimbas pada revisi Undang-Undang selanjutnya.

5. Taktik bertempur matra darat, bukan hanya memenangkan pertempuran tetapi harus juga memenangkan peperangan dan juga bisa menjawab kepentingan nasional. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler