Jenderal Min Aung Hlaing menjadi pemimpin Myanmar setelah militer melakukan kudeta tanggal 1 Februari lalu. (Reuters: Soe Zeya Tun)

Pimpinan militer Myanmar akan menghadiri KTT negara-negara ASEAN di Jakarta minggu depan dan menjadi kunjungan pertama keluar negeri sejak adanya kudeta di negeri itu 1 Februari lalu.

Sejak itu, unjuk rasa menentang kudeta sudah menyebabkan 728 orang tewas di tangan militer, menurut kelompok pegiat yang melakukan pendataan korban.

BACA JUGA: Militer Myanmar Datangi Rumah Wartawan Jepang Tengah Malam, Ini Kata Saksi Mata

Jenderal Min Aung Hlaing mengambil alih pemerintahan dari yang sebelumnya dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Negara-negara ASEAN selama dua bulan terakhir sudah berusaha menengahi keadaan untuk menyelesaikan krisis di Myanmar, namun militer tidak menunjukkan keinginan ataupun niat berbicara dengan Pemerintah sebelumnya.

BACA JUGA: Mobil Tesla Tanpa Pengemudi Tabrak Pohon, Penumpangnya Tewas

Beberapa pemimpin dari 10 negara anggota ASEAN sudah menyatakan akan hadir di Jakarta termausk Min Aung Hlaing, kata juru bicara pemerintah Thailand Tanee Sangrat.

Selain Myanmar, Thailand juga berada di bawah kekuasaan militer dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA: Koridor Perjalanan Australia-Selandia Baru Resmi Dibuka, Penumpang Tidak Perlu Karantina Hotel

Juru bicara junta militer Myanmar yang dihubungi Reuters tidak memberikan jawaban sejauh ini.

Para politisi pro-demokrasi, termasuk para anggota parlemen sudah mengumumkan pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) hari Jumat, juga termasuk Aung San Suu Kyi, para pemimpin protes unjuk rasa dan dari kalangan minoritas.

NUG mengatakan mereka memiliki otoritas politik yang sah sebagai pemerintah dan menyerukan adanya pengakuan internasional.

Mereka juga mendesak agar ASEAN menolak partisipasi Min Aung Hlaing dan mengundang mereka sebagai wakil sah dari Myanmar.

Hari Sabtu, junta militer membebaskan 23.184 tahanan dari penjara di seluruh negeri terkait dengan pengampunan umum memperingati Tahun Baru sesuai Kalender Myanmar.

Namun dari yang dibebaskan tidak ada atau sedikit sekali diantaranya dari para aktivis demokrasi yang ditahan sejak kudeta terjadi.

Hari Sabtu adalah hari pertama tahun baru dan merupakan hari terakhir dari lima hari libur yang biasanya ditandai dengan kunjungan warga ke berbagai kuil Budha dan juga tradisi saling menyiramkan air.

Pegiat pro-demokrasi sebelumnya menyerukan agar perayaan tahun ini dibatalkan dan meminta warga lebih memfokuskan diri pada kegiatan mengembalikan demokrasi.

Menurut kelompok pegiat Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), Aung San Suu Kyi termausk dalam 3.141 orang yang ditahan berkenaan dengan kudeta.

"Mereka yang ditahan kebanyakan sudah ditahan sejak sebelum 1 Februari, namun ada juga yang ditahan sesudahnya," kata juru bicara Departemen Penahanan Myanmar Kyaw Tun Oo kepada Reuters.

Ketika ditanya apakah diantara yang dibebaskn ada yang berasal dari mereka yang melakukan protes terhadap junta militer, juru bicara tersebut mengatakan dia tidak memiliki rincian siapa saja yang dibebaskan.

Menurut AAPP, meski militer sudah membebaskan ribuan tahanan, junta masih mencari 832 orang yang memiliki pertalian dengan protes.

Diantara mereka ada 200 orang termasuk beberapa selebriti online, artis dan penyanyi yang sudah menyatakan penentangan terhadap kudeta. 

Mereka semua dicari karena mendorong penentangan terhadap militer tindakan yang bisa dikenai hukuman tiga tahun penjara.

Dua diantara seniman ini adalah sutradara perempuan Christina Kyi dan suaminya aktor  Zenn Kyi yang ditahan di bandara Yangon hari Sabtu di saat keduanya hendak naik pesawat ke Bangkok, demikian dilaporkan situs berita Irrawaddy. 

Wakil Presiden NUG Duwal Sheila seorang pengacara dari kelompok minoritas Kachin dalam pesan tahun barunya mengatakan usaha menggantikan kekuasaan militer dengan pemerintahan yang demokratis akan panjang.

"Kami berjanji untuk terus bekerja dengan semua warga etnis untuk menggulingkan diktator militer dan membentuk pemerintahan federal demokratis yang baru," katanya.

Menurut laporan media, para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan untuk mendukung NUG di kota kedua terbesar di Myanmar Mandalay.

Kudeta ini juga menimbulkan bentrokan antara militer dengan kelompok perlawanan dari warga etnik minoritas di utara dan timur negeri tersebut.

Hari Sabtu, pejuang dari Tentara Kemerdekaan Kachin menyerang sebuah pangkalan udara di utara dengan roket, dimana salah satu roket jatuh di sebuah desa di dekatnya melukai satu orang.

Aung San Suu Kyi sendiri yang sebelumnya menjadi pemimpin tidak resmi pemerintahan karena tidak bisa menjadi presiden sudah dikenai tuduhan melanggar UU Kerahasiaan negara dan bisa dikenai penjara 14 tahun bila dinyatakan bersalah. Para pengacaranya membantah semua tuduhan.

Militer membela diri dengan mengatakan kudeta dilakukan karena banyaknya kecurangan selama pemilu bulan November lalu, yang dimenangkan oleh Partai Suu Kyi, Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD) meski komisi pemilu menolak tuduhan tersebut.

Junta mengatakan akan mengadakan pemilu dalam masa dua tahun dan menyerahka kekuasaan kepada pemenangnya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari artikel di 

Reuters

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim, Apakah Pertamina dan PLN Sudah Siap?

Berita Terkait