jpnn.com, JAYAPURA - Pemilu serentak 2024 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta para Anggota DPR, sudah usai setelah KPU mengumumkan hasil pada Rabu (20/3) malam.
Pemilu serentak akan kembali digelar di seluruh Indonesia pada November 2024, dengan agenda pemilihan kepala daerah.
BACA JUGA: Komarudin Watubun Kembali ke Senayan, Ketua PAN Papua Tengah Sampaikan Ini
Untuk Papua, ini adalah Pilkada pertama yang akan digelar usai wilayah tersebut dimekarkan menjadi empat provinsi.
Setelah dimekarkan, masih banyak yang bertanya siapa saja tokoh yang akan menjadi calon kepala daerah di Papua, khususnya untuk tingkat provinsi dimana akan ada gubernur baru.
BACA JUGA: Senjata Legendaris Milik Polda Papua Dibawa Kabur KKB Seusai 2 Polisi Dihabisi
Sekretaris Eksekutif Koalisi Kampus Untuk Demokrasi Elvira Rumkabu SIP, M.St memandang, Pilkada Pua ini adalah momentum masyarakat untuk menentukan siapa sosok yang akan mereka percaya untuk mejadi gubernur dan wakil gubernur hingga 2029.
Kriteria pertama yang diajukannya adalah sosok yang peka terhadap kondisi masyarakat dari segala aspek, mulai dari sisi ekonomi hingga sosial.
BACA JUGA: 2 Warga Papua Nugini Ditangkap, Kasusnya Berat
"Kalau saya itu belajar dari sebelum-sebelumnya siapa pun nanti yang terpilih atau dipilih rakyat itu pertama dia menurut saya harus punya pemahaman terhadap konteks-konteks dan dinamika konflik di Papua," ujarnya di Jayapura, Rabu (20/3).
"Menurut saya itu penting sekali karena kalau selain dia memahami ada konflik, ada konteks dan dinamika konflik yang terus terjadi bukan hanya konflik bersenjata tapi juga masalah-masalah pembangunan, marjinalisasi terhadap kelompok-kelompok terutama orang asli Papua. Misal harus orang yang punya pemahaman, pengertian bahwa ini ada masalah prioritas seperti ini di Papua, itu yang pertama," sambung Elvira.
Kemudian dosen Universitas Cenderawasih ini pun menginginkan agar kepala daerah yang terpilih nanti adalah sosok yang visioner dan bisa memberikan solusi atas permasalahan yang sudah ada dan yang akan terjadi di masa depan."Dan yang kedua tidak hanya mengetahui, tapi juga harus ada keberpihakan menyelesaikan persoalan-persoalan itu," kata dia.
Yang terpenting bagi Elvira adalah siapa pun yang nanti akan memimpin Papua selama lima tahun ke depan bisa memberikan kebijakan afirmatif yang membangun bagi orang asli Papua atas naungan Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus).
Jadi, kalau saya itu tidak muluk-muluk mau orangnya siapa, tapi dia harus paham bahwa ada konflik di Papua dan punya solusi untuk menyelesaikan, tapi juga ada keberpihakan terhadap persoalan-persoalan yang terjadi," tutur Elvira.
Ia pun mencoba menilai beberapa sosok yang dianggap memiliki peluang untuk maju dalam Pilkada Papua 2024.
1. Benhur Tommy Mano
Mantan Wali Kota Jayapura dua periode ini sudah beberapa kali mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya siap maju dalam Pilkada Papua 2024. Selain itu, kader PDI-Perjuangan ini juga sudah dipastikan masuk sebagai Anggota DPR RI periode 2024-2029.
Elvira pun memandang sosok laki-laki yang akrab disapa dengan panggilan BTM tersebut menjadi salah satu tokoh yang memiliki rekam jejak jelas karena sudah memimpin Kota Jayapura selama 10 tahun.
"Jadi, menurut saya itu sangat positif dari beliau. Jadi kita tidak cari orang yang baru, kita cari orang yang sudah pernah kita rasakan bahwa dia sudah bekerja melayani masyarakat. Nah, itu menurut saya kekuatan dia, cuma modal politiknya ada atau tidak, itu masalahnya," kata dia.
2. Mathius Awatiouw
Mantan Bupati Jayapura periode 2012-2017 dan 2017-2022 ini merupakan Ketua DPW Partasi Nasdem Papua dan memiliki kans cukup besar untuk mengikuti Pilkada 2024. Hanya saja pada pencalonannya sebagi Anggota DPR RI period 2024-2029, Awaitouw sudah dipastikan gagal.
Tetapi dari rekam jejak yang dicatat Elvira, sosok Awaitouw memiliki kelebihan tersendiri karena dianggap menjadi satu-satunya sosok yang fokus memperjuangkan hak masyarakat adat.
"Pak Awaitouw itu kekuatannya adalah dia tokoh yang Koalisi Kampus kebetulan melakukan penelitian di Kabupaten Jayapura terkait situasi masyarakat adat. Dan kita sangat tahu bagaimana pak Awaitouw itu salah satu tokoh di antara sedikit tokoh di Papua yang berani untuk memperjuangkan masyarakat adat dengan Undang-Undang yang kemudian dikeluarkan untuk masyarakat adat," tuturnya.
3. Constant Karma
Nama Constant Karma mungkin akan menjadi salah satu toko tertua yang masuk dalam kandidat Calon Gubernur atau Calon Wakil Gubernur Papua, karena saat ini ia sudah berusia 69 tahun.
Ia dikenal sebagai seorang birokrat di lingkungan Pemprov Papua karena beberapa jabatan yang pernah ia emban, salah satunya adalah Sekda.
Di kancah politik, saat ini Constant Karma merupakan Pembina DPP Partai Golkar Papua.
Koalisi Kampus untuk Demokrasi pun mengakui kuraang memiki rekam jejak seorang Constant Karma meski yang bersangkutan pernah mnjabat sebagai Wakil Gubernur Papua.
Yang menjadi catatan bagi mereka, sosok Constant Karma saat ini kuang dikenal oleh generasi muda, khususnya mereka yang berusia 30 tahun ke bawah.
"Kalau saya kenal dia justru karena selalu bicara soal advokasi HIV/AIDS, tapi jujur kalau ketokohan politik tidak terlalu tahu seberapa besar modal politik yang beliau punya. Beliau kan kebanyakan melakukan kerja-kerja dalam advokasi yang terkait dengan isu HIV/AIDS seperti itu. Tapi, lebih dari itu menurut saya profil politiknya masih kurang kemudian untuk cukup menonjol dan bisa bersaing dengan tokoh tadi," tutur Elvira.
4. Mathius D. Fakhiri
Saat ini Mathius D. Fakhiri merupakan polisi aktif berpangkat Inspektur Jenderal dan telah menjadi Kapolda Papua sejak 2021 hingga kini. Masa pensiunnya baru akan tejadi pada 2026, tetapi saat ini sudah muncul isu bahwa yang bersangkutan akan diusung oleh beberap partai politik untuk maju dalam Pilkada Papua 2024.
Elvira pun mengaku bahwa sosok Fakhiri belum terpantau karena dari sisi politik ia merupakan seorang polisi aktif yang diharuskan dalam posisi netral sehingga Koalisi Kampus Untuk Demokrasi pun belum memiliki catatan terkait sosok tersebut.
5. Yunus Wonda
Merupakan politisi Partai Demokrat, Yunus Wonda sudah pernah duduk di beberapa kursi strategis, mulai Wakil Ketua DPR Papua hingga Ketua DPR Papua.
Koalisi Kampuns Untuk Demokrasi pun mencatat sepak terjang Yunus Wonda di dunia Politik sudah cukup panjang sehingga ia memiliki konstituen yang tetap. Sosoknya pun dianggap memiliki peluang untuk masuk dalam bursa calon kepala daerah di Papua.
"Menurut saya Yunus Wonda modal sosial kuat, modal politik kuat, modal sosial kuat terus basis pemilihnya sangat kuat. Kan dia juga menguasai basis-basis pemilih di wilayah-wilayah. Porfil politiknya sudah terbangun clean gitu, jadi menurut saya dia kuat," kata dia.
6. Yan Permenas Mandenas
Mantan politikus Partai Hanura yang saat ini merupakan kader Partai Gerindra ini tergolong masih muda dan sudah memiliki pengalaman di dunia poliitik cukup panjang.
Sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024 dan sudah memastikan kursinya di periode 2024-2029, sosok Yan Mandenas dipandang Koalisi Kampus Untuk Demokrasi pun melihat sosoknya sebagai salah satu kandidat kuat untuk masuk bursa calon kepala daerah Papua.
"Kalau Yan Mandenas kan ketokohannya sudah bagus sekali, kuat, modal politik kuat, modal sosial kuat, tergolong muda," kata Elvira. (mcr30/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Muhammad Cholid Ridwan Abubakar Sangaji