Jepang mencabut status keadaan darurat pandemi virus corona. Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan telah berhasil menangani pandemi dalam waktu enam minggu dengan pendekatan unik. Sejauh ini hanya 840 kematian terjadi di Jepang karena COVID-19 Keadaan darurat sekarang sudah dicabut di seluruh 47 kawasan Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut sekarang dalam kondisi resesi
BACA JUGA: Status KLB Corona di Kampung Presiden Jokowi Diperpanjang
Keadaan darurat pandemi virus corona diumumkan tanggal 7 April di seluruh Jepang, namun tidak ada paksaan hukum bagi warga yang melanggar.
PM Abe hanya meminta warga untuk tidak keluar rumah, sekolah diliburkan, dan bisnis yang tidak penting ditutup atau mengurangi jam beroperasi.
BACA JUGA: Pasar Tradisional di Palu Sudah Kembali Normal
Sekarang keadaan darurat sudah dicabut di 42 kawasan dari seluruh 47 kawasan yang ada di Jepang. Photo: Dengan keadaan darurat sudah dicabut, warga Tokyo sudah bisa melakukan kegiatan lebih leluasa. (ABC News: Jake Sturmer )
BACA JUGA: Update Corona 26 Mei: Kabar Menggembirakan dari Yogyakarta
Enam minggu setelah terus menurunnya angka penularan, pemerintah Jepang mencabut keadaan darurat di lima wilayah termasuk yang mencakup ibukota Tokyo, Senin malam (25/05).
PM Abe mengatakan Jepang sudah menetapkan "kriteria paling ketat" di dunia mengenai keadaan darurat yang bisa dilonggarkan.
"Jepang tidak menetapkan kebijakan tidak keluar rumah yang wajib dengan hukuman bagi pelanggaran, setelah pernyataan keadaan darurat." kata Abe.
"Walau begitu, kami berhasil menangani penularan dalam waktu satu bulan setengah, dengan pendekatan yang unik. Ini menunjukkan kekuatan model Jepang." Mengejutkan sejumlah pakar
Strategi penanganan virus corona di Jepang yang disebut "lockdown ringan", dikritik oleh beberapa pakar kesehatan karena diperkirakan langkah tersebut tidak akan cukup untuk mencegah penyebaran COVID-19. Photo: Seorang staf pemerintah kota Tokyo meminta warga untuk kembali ke rumah setelah keadaan darurat diberlakukan. (Reuters: Issei Kato)
Jepang memiliki jumlah penduduk lanjut usia tertua di dunia, dengan jaringan transportasi kereta yang padat dan jumlah tes virus corona yang jadi salah satu terendah di dunia.
Sampai bulan Mei ini, Jepang hanya melakukan tes virus corona kepada dua orang per seribu penduduk.
Sebagai perbandingan, di Australia ada 40 tes per seribu orang.
Namun Jepang terhindar dari malapetaka virus dengan mencatat 840 kematian di negeri yang memiliki 126 juta penduduk tersebut.
Sebagai perbandingan, Jerman dengan 83 juta penduduk mencatat 8.000 kematian.
Para pakar tidak tahu persis mengapa Jepang bisa terhindar dari penyebaran wabah besar seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya.
Namun diperkirakan kombinasi beberapa faktor menjadi penyebab dapat ditekannya pandemi ini, yakni penggunaan masker, perilaku individu soal sanitasi yang bagus, sistem layanan kesehatan berkualitas tinggi, dan pendeteksian kontak invidividu. Mempersiapkan 'new normal'
PM Abe memperingatkan warga Jepang bahwa mereka harus mempersiapkan diri dengan kehidupan 'new normal'.
Dia mengatakan warga harus menghindar dari tiga hal yakni ruangan tertutup, tempat kerumunan, serta kontak dekat dengan orang lain.
"Kalau kita menurunkan tingkat kewaspadaan kita, tingkat penularan akan menyebar dengan cepat."
"Kita harus menciptakan gaya hidup baru. Mulai dari sekarang kita harus mengubah cara berpikir kita."
Masing-masing kawasan di Jepang kini diperbolehkan untuk menerapkan aturan sendiri sesuai dengan keadaan di sana. Photo: PM Shinzo Abe mengatakan Jepang harus siap dengan 'gaya hidup baru'. (ABC News: Jake Sturmer )
Di Tokyo, restoran dan bar diizinkan buka sampai jam 10 malam, sementara sekolah, perpustakaan dan museum sudah boleh buka kembali.
Bila tingkat penularan yang rendah stabil, teater, klab malam, karaoke, dan tempat-tempat pertunjukkan musik boleh dibuka kembali.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Jepang adalah memperbaiki perekonomian yang mengalami dampak parah karena pandemi.
Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini sekarang secara teknis berada dalam keadaan resesi.
PM Abe mengatakan pemerintahannya sedang mempersiapkan paket baru bantuan ekonomi senilai $1.5 triliun untuk membantu bisnis bangkit kembali.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud MD: New Normal Masih Wacana