Jepang Minta Perpanjangan Inalum

Selasa, 05 Oktober 2010 – 15:36 WIB

JAKARTA -
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan, Jepang tetap menginginkan perpanjangan kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang berakhir pada 2013Namun pemerintah belum memutuskan hal tersebut sampai kajian dan audit yang dilakukan Ernst & Young tuntas pada 20 Oktober 2010

BACA JUGA: Cempaka Group Investasi Rp 140 Miliar

Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta
"Kita minta 20 Oktober, dari batasan 31 Oktober itu

BACA JUGA: Puas Jatah 55,82 Juta Ton Batubara

Kalau 31 (Oktober) itu merupakan batas waktu atas keputusan lanjutan kerja sama dengan Jepang di Inalum," katanya.

Hidayat menjelaskan, Jepang sudah memasukkan usulan secara formal kepada pemerintah
Opsi yang dipilih tentu Jepang ingin melanjutkan proses kerjasama ini."Jepang sudah masuk

BACA JUGA: BUMN Siap Akuisisi Bukopin

Indonesia masukYa kalau bisa kita (pemerintah) take over (ambil alih)Mereka mengajak terus bicara perluasan," katanya.

Sebelumnya pemerintah menunjuk Ernst & Young sebagai auditor dari laporan keuangan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum)"Posisi sekarang kita lakukan evaluasi laporan keuangannya Inalum secara resmi berikanKami lalu meminta Ernst & Young untuk melakukan evaluasi terhadap laporan (keuangan) itu supaya kita dapat second opinion," papar Hidayat kala itu

Hasil audit Ernst & Young yang ditargetkan rampung pada 20 Oktober 2010, menjadi salah satu modal Indonesia untuk melakukan negosiasi dengan Jepang yang dimulai akhir Oktober 2010Kebutuhan alumunium di Indonesia hanya baru dipasok 22 persen oleh Inalum, sehingga ke depan harus ditingkatkan

Untuk alokasi untuk Jepang relatif lebih besar"Tanggal 14 Oktober saya diminta Pak Hatta (Menko Perekonomian) ikut ke JepangAda pertemuan dengan Kadin Jepang, Kei DanrenTidak tertutup kemungkinan dibahas soal Inalum karena ketuanya sekarang CEO SummitomoSaya akan bilang belum siap," imbuhnya.

Inalum merupakan sebuah perusahaan patungan antara Indonesia dengan Jepang, yang bergerak dalam industri aluminium dengan kapasitas produksi sekitar 230.000-240.000 ton per tahunSaham pemerintah di Inalum mencapai 41,13 persenSisanya sebesar 58,87 persen dikuasai JepangInalum merupakan satu-satunya perusahaan lokal yang bergerak di sektor produksi aluminiumSelama ini, hasil produksi Inalum sebagian besar dikirim ke Jepang, dan Indonesia sendiri harus mengimpor alumunium dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik UKM Karawang, Aset BTN Tumbuh 25,14 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler