Jepang Ngotot Tetap Pakai Nuklir

Sabtu, 12 April 2014 – 07:29 WIB

jpnn.com - TOKYO - Kebocoran nuklir yang terjadi di Fukushima saat tsunami Maret 2011 tidak membuat pemerintah Jepang jera. Kemarin (11/4) pemerintah Jepang menyatakan, mereka tetap mempertahankan penggunaan energi nuklir. Bahkan, penggunaan energi nuklir tersebut tetap dimasukkan dalam Rencana Dasar Energi yang terbaru.

Itu merupakan kebijakan kali pertama yang diambil pemerintah Jepang terkait dengan nuklir sejak tragedi Fukushima. Mereka menuturkan, energi nuklir akan kembali digunakan begitu seluruh reaktor di Fukushima dinyatakan aman. Sejak bocor pada 2011, seluruh reaktor nuklir di Fukushima hingga kini masih dimatikan.

BACA JUGA: Dilempar Sepatu, Dikira Kelelawar

Dalam kebijakan Rencana Dasar Energi yang lama atau yang diresmikan Juni 2010, Jepang lebih berfokus pada pengurangan emisi gas CO2. Dalam Rencana Dasar Energi tersebut, Jepang akan meningkatkan penggunaan energi nuklir dan energi terbarukan lebih dari 50 persen pada 2020. artinya, ada peningkatan 70 persen pada sepuluh tahun berikutnya.

Nah, dalam Rencana Dasar Energi yang baru tersebut, pemerintah akan mengurangi penggunaan nuklir pada level serendah-rendahnya. Mereka berencana menaikkan persentase penggunaan energi terbarukan. Misalnya, energi panas dan angin. Namun, tidak ada target persentase maupun tahun pengurangan yang dirilis pemerintah. Yang jelas, energi nuklir tidak akan dihapus. Rencananya, pemerintah mengaktifkan kembali seluruh pembangkit nuklirnya.

BACA JUGA: Tiongkok Batal Kirim Panda ke Malaysia

"Pemerintah memulai kembali dengan menarik strategi energi yang dibuat sebelum bencana. Di sinilah kita akan memulai," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.

Meski begitu, rencana Jepang tersebut diperkirakan memakan banyak biaya. Salah satunya untuk meng-upgrade pembangkit agar lebih aman sesuai dengan aturan yang baru. Untuk peningkatan tersebut, paling tidak dibutuhkan USD 16 miliar. Lantaran tingginya biaya upgrade, dua pertiga dari 48 reaktor nuklir harus dibiarkan tutup.

BACA JUGA: Korut Merasa Dianaktirikan AS

Masalah yang kedua adalah persetujuan dari masyarakat. Mayoritas penduduk Jepang ingin pembangkit nuklir di Jepang ditutup. Sebab, pembangkit nuklir Dai Ichi Fukushima sudah meninggalkan kenangan buruk. Saat tsunami 2011, kebocoran nuklir mengakibatkan radiasi di area yang cukup luas. Ratusan ribu penduduk terpaksa dievakuasi untuk menghindari radiasi.

Hingga kini, ada 140 ribu orang yang dievakuasi belum bisa kembali ke kediaman mereka di Fukushima. Baru-baru ini memang sudah ada penduduk yang diperbolehkan kembali ke kediaman mereka. Namun, jumlahnya masih sangat sedikit.

Pengaktifan kembali penggunaan energi nuklir mendapat lampu hijau dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Abe yang terpilih pada Desember 2012 menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membujuk parlemen agar sejalan dengannya.

Kelompok Greenpeace Jepang menyoroti kebijakan tersebut sebagai bagian dari kompromi antara pemerintah dan politisi. Mereka menyatakan sangat kecewa dengan keputusan pemerintah Jepang.

"Benar-benar tidak masuk akal untuk mempertahankan energi yang berbahaya tersebut selama 20 tahun mendatang," ucap Hisayo Takada, salah seorang aktivis Greenpeace Jepang. (AFP/Reuters/sha/c15/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Sukses Pasang Implan Vagina untuk Empat Perempuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler