jpnn.com - JAKARTA – Aksi unjuk rasa ribuan honorer kategori dua (K2) di depan Istana Merdeka, Jakarta, berakhir kemarin (12/2). Tiga hari beraksi, mereka harus pulang ke daerah masing-masing tanpa hasil.
Tuntutan mereka agar diangkat menjadi CPNS belum mendapat respon dari Istana. Presiden Jokowi juga belum mau menemui Tim 9, delegasi massa yang dikoordinir Forum Honorer K2 Indonesia (FK2I) itu.
BACA JUGA: Oalah! Dipanggil KPK, Anak Buah Gus Imin Langsung Jatuh Sakit
Jika pada dua hari aksi sebelumnya diwarnai isak tangis, kondisi kemarin lebih memilukan. Orasi tak sekeras sebelumnya, wajah-wajah lesu, capek, bergelesotan di ruas jalan utama depan Istana. Di depan gulungan kawat berduri. Beberapa di antaranya jatuh pingsan. Ada suara-suara histeris.
Pagi hingga siang, beberapa pimpinan aksi sempat mengabarkan ada dua anggotanya yang meninggal saat aksi di hari sebelumnya. Salah satunya bernama Dwi Handayani, honorer asal Magelang yang hamil tua. Satunya lagi honorer asal Banten.
BACA JUGA: Kapolri: Pelaku Teror Thamrin dari Berbagai Jaringan
Sore, Ketua Tim Investigasi FHK2I Riyanto Agung Subekti mengklarifikasi kabar yang berkembang. Pria yang akrab dipanggil Itong itu memastikan tidak ada anggotanya yang meninggal di lokasi demo depan Istana.
"Memang ada honorer K2 yang meninggal terkait demo. Namun mereka meninggal di daerahnya, tapi sudah niat mau ke Jakarta untuk demo," kata Itong.
BACA JUGA: Menteri Yuddy Merasa Malu tapi Terhibur
Dia menyebutkan berdasarkan informasi yang didapat, honorer K2 yang meninggal ada lima orang terdiri dari tiga orang di Mentawai, satu dari Jepara bernama Hana, dan satu dari Magelang Dwi Handayani. Sedangkan yang dari Pandeglang itu yang meninggal ortu honorer K2.
"Memang mereka ini sudah berencana mau ke Jakarta. Seperti Hana dari Jepara mau siap-siap ke Jakarta tapi tiba-tiba kecelakaan. Sedangkan yang dari Mentawai, satunya punya penyakit jantung. Begitu melihat tayangan TV demo hari pertama langsung meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit," tuturnya.
Dua honorer K2 Mentawai, penyabab meninggalnya karena belum jelas. Namun menurut Itong, meninggal 10 Februari, bertetapan dengan hari peratma aksi demo honorer K2 di Jakarta.
Untuk Dwi Handayani yang mengandung delapan bulan, lanjutnya, sudah siap berangkat juga. Namun keburu kontraksi dan mengalami pendarahan di rumah sakit, Magelang. "Dwi Handayani dan anaknya meninggal," ujarnya.
Itong mengakui, banyak anggotanya yang pingsan karena kecapekan, setelah tiga hari ikut aksi. Ditambah kurang istirahat, dimana banyak di antara mereka tidur di tempat yang tidak layak, seperti di halte bus.
"Yang pingsan itu ada yang lapar dan tidak kuat. Banyak juga yang kecapekan. Kalau yang pingsan banyak. Hanya ada satu teman kami yang jantungnya kumat dan saat ini masih dirawat di RS Tarakan (Jakarta Pusat, red)," ujarnya.
Sebelum massa bubar, Ketum FHK2I Titi Purwaningsih mengabarkan bahwa dirinya sudah bertemu Mensesneg Pratikno. Kepada Titi, mantan Rektor UGM itu menjanjikan akan mengatur jadwal pertemuan delegasi honorer K2 dengan Jokowi.
"Insya Allah kami akan diterima Presiden Jokowi pascalawatan ke Amerika. Ini sudah dijanjikan Mensesneg," kata Titi. (sam/esy/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Hari Aksi Gagal, Apa Langkah Honorer K2 Selanjutnya?
Redaktur : Tim Redaksi