jpnn.com, JAKARTA - Dr. Jessica N. Widjaja resmi menjabat sebagai President International Association of Peace and Economic Development (IAED UPF).
Dia pun memulai pidato perdananya pada acara Universal Peace Federation (UPF) New Years Gathering 2022 pada Minggu (22/1/2022) lalu.
BACA JUGA: Sketsa Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Disebar, Ini Ciri-cirinya
Acara ini mengambil tema Peran Bisnis & Media untuk perdamaian bangsa di Semenanjung Korea, Asia dan Dunia.
Dalam pidatonya, Jessica Widjaja menyampaikan pentingnya kolaborasi para pemimpin Dunia Bisnis dengan beragam sektor pada lingkungan masyarakat untuk menjadikan Dunia lebih baik lagi.
BACA JUGA: Jadi Pembicara di Womens Forum G20, Jessica Widjaja Didukung Presiden WF Italia
"Hal ini dapat kami lakukan dengan mengatasi tantangan yang paling besar seperti kemiskinan dan mempromosikan kedamaian dunia melalui kemakmuran berkepanjangan yang didukung pengembangan berkelanjutan,” ungkapnya.
Dia menyampaikan apresiasinya kepada Dr. Hak Ja Han Moon untuk visi besar mereka terhadap organisasi ini dengan narasi "Satu Keluarga Besar dibawah Ketuhanan".
BACA JUGA: Pernyataan Ormas Dayak di Kalteng untuk Edy Mulyadi Tegas, Silakan Disimak
"Kami mengapresiasi berdirinya Universal Peace Federation ini menjadi NGO dengan status konsultatif terhadap Dewan Ekonomi dan Sosial PBB,” pujinya.
Dia menekankan bahwa kerja sama ekonomi antar negara menjadi sangat penting di masa kini. Bukan hanya untuk mempengaruhi Ekonomi di Setiap Negara, tetapi juga untuk menciptakan koneksi yang positif dan dinamis terhadap hubungan multilateral negara-negara.
"Kami percaya, bahwa sektor swasta memiliki peran yang semakin vital dan meningkat dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia, ekonomi dan perdamaian,” yakin Jessica.
Ketua The Grandeur Center Indonesia ini juga meyakini bahwa Inagurasi UPF ini akan menjadi proyek masa depan yang semakin baik.
"Melalui hal ini kami dapat menegakkan reunifikasi perdamaian Korea, dengan meletakkan prinsip-prinsip perdamaian yang sama, mempromosikan rekonsiliasi, menyingkirkan penghalang, dan menciptakan perdamaian,” serunya.
“Hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan kerja sama melampaui perbedaan agama, ras, etnik, dan kebangsaan untuk merealisasikan kedamaian didalam negara, benua dan dunia,” ujarnya menambahkan.
Jessica juga memaparkan mengenai kondisi di mana di masa ini bisnis berjalan melalui kebijakan-kebijakan yang memiliki risiko.
Kemitraan publik dan swasta serta program CSR akan memberikan peningkatan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang di dunia.
“Kita harus menyelesaikan permasalahan kemanusiaan yang tidak dapat tersampaikan, penderitaan mereka yang hidup dalam kesulitan, ketidaksetaraan, degradasi, terorisme, ketidakamanan dan tantangan lain yang dapat kami selesaikan bersama melalui kerja sama di dunia bisnis,” ujarnya.
Terakhir wanita yang juga memiliki bisnis Start Up ini berpesan bahwa permasalahan di atas tidak akan dapat diselesaikan hanya dengan upaya dari satu negara, tetapi harus menjadi upaya global sebagai satu dunia yang memberi efek perubahan.
"Oleh karena itu disinilah peran dunia Bisnis yang memiliki sumber daya kepemilikan, kapasitas dan inovasi dimana mereka dapat menjadi sektor yang unik untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Bersama kita dapat membuat dunia menjadi lebih baik," ucap Jessica.
Selain Dr Jessica, acara ini juga menghadirkan nama-nama besar seperti mantan Menko Kesra 2014-2019 Dr. Agung Laksono, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dr. Dino Patti Djalal, Chairman UPF Asia Pasifik Ek Nath Dakhal.
BACA JUGA: Lagi, Pimpinan Ponpes Ditangkap, Kasusnya Memalukan
Kemudian ada juga President FFWPU Asia Pasifik Masaichi Hori, Chairman IAPP Indonesia Yasril A Baharudin, Direktur Pendidikan IMAP Asia Pasifik Dr. Robert S.Kittel, Sekretaris Jenderal UPF Asia Pasifik Ursula McLackland dan Vice Chairman UPF Indonesia Prof.Dr.Payaman Simanjuntak.(ray/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi