jpnn.com - JAKARTA - Senior Vice President Japan International Cooperation Agency (JICA), Mr. Hideaki Domichi datang menemui Ketua Umum Partai Hanura Wiranto di kantor DPP Hanura, Jakarta, Selasa (21/1). Kehadiran Hideaki di kantor Hanura karena tertarik kepada sosok Wiranto yang dinilai pemimpin yang berpengaruh di Indonesia dan ingin mengetahui perkembangan Partai Hanura.
Menurut Hideaki, pada tahun 1998 saat pertama kali menjabat di JICA, saat terjadi transisi kepemimpinan nasional, Hideaki sempat berdiskusi mengenai berbagai hal.
BACA JUGA: Sumut Paling Bandel, Belum Umumkan Kelulusan CPNS
“Setelah 15 tahun baru datang lagi, banyak hal yang dibicarakan dan yang paling teringat adalah Pak Wiranto sangat pintar menyanyi,” ungkap Mr. Hideaki dalam keterangan pers Hanura yang diterima JPNN.com, Selasa (21/1).
Setelah 15 tahun berlalu sejak kunjungan terakhir Hideaki, ia menilai saat ini negara Indonesia telah menjadi kekuatan ekonomi utama di ASEAN dalam menghadapi pasar bebas.
BACA JUGA: Dahlan Beber Cara Kembangkan Wisata Danau Toba
“Di bawah pemerintahan PM Jepang Shinzo Abe, Indonesia dianggap sebagai negara penting bagi jepang, dan merupakan negara pertama yang dikunjunginya,” katanya.
Sementara itu, Wiranto mengungkapkan bahwa perkembangan yang terjadi di Partai Hanura ternayta menarik perhatian JICA. “Mereka menanyakan platform Partai Hanura saat ini dan apa fokus perjuangan Hanura,” Ujarnya.
BACA JUGA: Semua Kandidat Bahas Energi
Pada kesempatan itu, Wiranto menegaskan bahwa Hanura bertekad untuk terus menjadi Partai yang bersih dan peduli dengan masalah kerakyatan. Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan berbagai hal penting menyangkut hubungan kedua negara saat ini dan yang akan datang dalam konteks globalisasi dan kerja sama ekonomi, termasuk peluang negara Jepang membantu Indonesia dalam pembangunan infrastruktur ekonomi.
“JICA menyatakan kesiapannya untuk tumbuh bersama-sama dengan Indonesia dan memberikan bantuan. Ia menyebutkan bahwa salah satu syarat agar pembangunan Indonesia dapat berkembang pesat adalah tersedianya infrastruktur, baik jalan, listrik, pelabuhan udara, dan lain-lain,” ujarnya.
Seperti diketahui, seperti diketahui pemerintah Jepang melalui JICA telah meminjamkan dana sebesar US$ 1,9 miliar untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Indonesia. Dana tersebut dianggarkan untuk membiayai pembangunan konstruksi MRT tahap I dan II proyek MRT yang diperkirakan pemerintah Indonesia akan menelan dana sekitar Rp 15,7 triliun itu dibangun dengan kucuran anggaran dari pemerintah pusat 49% dan 51% oleh pemerintah daerah DKI Jakarta. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang SBY Lengser, TNI Borong Alutsista
Redaktur : Tim Redaksi