Jika Dibuka, Sekolah Bisa jadi Klaster Baru Penularan COVID-19

Kamis, 28 Mei 2020 – 13:54 WIB
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Rolisakan. Foto: ANTARA News/Nirkomala

jpnn.com, MATARAM - Pemerintah Kota Mataram khawatir sekolah bakal menjadi klaster baru penyebaran COVID-19 jika aktivitas belajar mengajar kembali dibuka pada 2 Juni 2020.

"Persoalan penyebaran COVID-19 ini belum selesai, bahkan saat ini tingkat penyebarannya cukup tinggi. Karena itu kami berharap siswa dan orang tua bisa bersabar sampai kondisi lebih baik dan tetap ikuti arahan pemerintah," kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (28/5).

BACA JUGA: PGRI: New Normal Hanya Cocok di Sekolah Kecil, Pinggiran Desa

Mohan tidak menampik bahwa anak-anak yang terlalu lama tidak sekolah sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak dan tingkat kejenuhan yang tinggi.

"Apalagi di usia mereka saat ini, mereka butuh berinteraksi dengan kawan-kawannya, tetapi harus terhambat dengan kondisi bencana non-alam COVID-19, yang mengharuskan anak-anak berada di rumah saja, karena pemerintah meliburkan sekolah dan menetapkan masa belajar di rumah," katanya.

BACA JUGA: Kalimat Rizal Ramli untuk Jokowi dan Nadiem Makarim, pakai Kata Mohon

"Untuk itu, peran orang tua sangat penting untuk dapat memainkan peran ganda yakni menjadi orang tua sekaligus pendidik dalam mengarahkan anak-anak agar lebih kreatif mencari wawasan baru," lanjutnya.

Dengan kondisi saat ini, menurut dia, fenomena kekhawatiran sekolah menjadi klaster baru COVID-19, di tengah pandemi COVID-19 saat ini pasti ada.

BACA JUGA: PB PGRI Tegas Menolak Siswa Masuk Sekolah saat COVID-19 Belum Sirna

Tidak hanya dari pemerintah, pihak sekolah, juga dari orang tua.

Hal itu bisa dilihat saat menjelang Idulfitri 1441 Hijriah, di mana euforia masyarakat berbelanja persiapan Lebaran dikaitkan dengan makin meningkatkan kasus positif COVID-19, sehingga klaster baru muncul dengan istilah macam-macam.

"Karena itulah, Gubernur mengeluarkan kebijakan menutup bandara mulai 1 Juni 2020 selama satu bulan. Jadi kebijakan itu harus paralel secara keseluruhan termasuk jadwal masuk sekolah, tidak parsial," katanya.

Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram pada Rabu (27/5) pukul 20.00 Wita, jumlah pasien positif COVID-19 yang terkonfirmasi sebanyak 15 orang dan satu pasien terkonfirmasi meninggal dunia.

Dengan demikian, jumlah pasien positif COVID-19 secara kumulatif tercatat sebanyak 207 orang.

Dengan rincian 106 orang dalam perawatan, 97 orang sembuh dan empat orang meninggal dunia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler