JAKARTA - Pascapengambilalihan kendali Partai Demokrat (PD) oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina PD, mulai muncul nama-nama yang disebut berpeluang menggantikan Anas Urbaningrum di kursi Ketua Umum partai bintang mercy itu. Namun siapapun nanti yang akan menggantikan Anas, dipastikan akan kesulitan.
Direktur IndoBarometer M Qodari mengatakan, siapapun yang ingin menggantikan Anas ibarat memakan buah simalakama. Sebab jika Anas diberhentikan di luar mekanisme Kongres Luar Biasa (KLB), maka hal itu akan bertentangan dengan AD/ART.
"Risikonya akan jadi sengketa hukum dan kejadiannya akan mirip Gus Dur versus Muhaimin di PKB. Dan yang unggul kita sudah tahu (pengadilan bakal memenangkan kubu Anas, red)," ujar Qodari di Jakarta, Kamis (14/2).
Namun jika Anas hendak digusur melalui KLB, maka hal itu bukan perkara mudah. Menurut Qodari, Anas memiliki pendukung kuat di tingkat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
Karenanya jika upaya menggusur Anas dipaksakan melalui KLB, bisa-bisa hal itu malah akan berbalik mengingat pendukung bekas Ketua FPD DPR itu lebih kuat dibanding saat Kongres di Bandung, 2010 silam. "Artinya (KLB, red) mengulangi kejadian Konggres PD 2010, di mana Anas Urbaningrum yang menang," ucap Qodari.
Seperti diketahui, SBY selaku Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi PD memutuskan untuk mengambil alih kendali DPP PD dari tangan Anas. SBY beralasan, hal itu sebagai upaya menyelamatkan PD yang elektabilitasnya terus menurun.
Di sisi lain, SBY juga meminta Anas untuk fokus menghadapi proses hukum di KPK. Padahal, Anas yang sering disebut-sebut terlibat dalam kasus Hambalang itu hingga saat ini masih berstatus saksi dugaan korupsi.(gil/jpnn)
Direktur IndoBarometer M Qodari mengatakan, siapapun yang ingin menggantikan Anas ibarat memakan buah simalakama. Sebab jika Anas diberhentikan di luar mekanisme Kongres Luar Biasa (KLB), maka hal itu akan bertentangan dengan AD/ART.
"Risikonya akan jadi sengketa hukum dan kejadiannya akan mirip Gus Dur versus Muhaimin di PKB. Dan yang unggul kita sudah tahu (pengadilan bakal memenangkan kubu Anas, red)," ujar Qodari di Jakarta, Kamis (14/2).
Namun jika Anas hendak digusur melalui KLB, maka hal itu bukan perkara mudah. Menurut Qodari, Anas memiliki pendukung kuat di tingkat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
Karenanya jika upaya menggusur Anas dipaksakan melalui KLB, bisa-bisa hal itu malah akan berbalik mengingat pendukung bekas Ketua FPD DPR itu lebih kuat dibanding saat Kongres di Bandung, 2010 silam. "Artinya (KLB, red) mengulangi kejadian Konggres PD 2010, di mana Anas Urbaningrum yang menang," ucap Qodari.
Seperti diketahui, SBY selaku Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi PD memutuskan untuk mengambil alih kendali DPP PD dari tangan Anas. SBY beralasan, hal itu sebagai upaya menyelamatkan PD yang elektabilitasnya terus menurun.
Di sisi lain, SBY juga meminta Anas untuk fokus menghadapi proses hukum di KPK. Padahal, Anas yang sering disebut-sebut terlibat dalam kasus Hambalang itu hingga saat ini masih berstatus saksi dugaan korupsi.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Pelototi Kiprah Seluruh Kader
Redaktur : Tim Redaksi