jpnn.com, JAKARTA - Praktisi hukum pidana dan pencucian uang dari Universitas Trisakti, Yenti Ganarsih mengecam kabur atau hilangnya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto saat dijemput paksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kediamannya, Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/11) malam.
Yenti menegaskan, persoalan ini sudah menyangkut harga diri bangsa. Karena itu, Yenti mendorong KPK segera menerbitkan surat daftar pencarian orang (DPO) terhadap Novanto. “Namun sebaiknya, sebelum DPO keluar, Setya Novanto menyerah saja,” kata Yenti saat dihubungi JPNN.com, Kamis (16/11).
BACA JUGA: Usai Menyantap Teh dan Pisang Goreng, Tiba-Tiba KPK Datang
Mantan anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK itu menuturkan, kalau sampai Novanto masuk dalam DPO ini tentu akan menjadi headline di internasional. “Ini tentu akan merugikan nama bangsa,” ujarnya.
Dia yakin, ketika KPK menerbitkan DPO dan meminta bantuan Polri maka Ketua Umum Partai Golkar itu akan segera diringkus. “Ini pertaruhan nama bangsa. Indonesia bisa hancur di mata internasional kalau seperti ini,” kata dia.
BACA JUGA: DPR dan Golkar Sebaiknya Segera Ganti Ketua
Yenti pun mendorong Novanto berani dan jantan dalam menghadapi proses hukum ini. Novanto jangan sampai lari dari tanggung jawab. “Dia tidak mungkin menghindari hukum kali ini,” tegasnya. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Kronologi Menghilangnya Setya Novanto
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setya Novanto Hilang, Ketua DPR dan Ketum Golkar Kosong?
Redaktur & Reporter : Boy