JAKARTA -- Sekitar pukul 18.10, Minggu (24/3), massa di Bundaran HI, Jakarta Pusat. mulai menyalakan lilin dalam aksi 'Seribu Lilin Solidaritas Kemanusiaan Korban Pembantaian di Lapas Cebongan Jogya'.
Tak hanya menyalakan lilin, massa juga menggotong sebuah keranda berlapis kain hitam, mengitari Bundaran HI.
Massa yang mayoritas mengenakan pakaian hitam itu, sembari menyanyikan lagu nasional "Indonesia Pusaka.
Lilin itu diangkat ke atas. Nyanyian, tulisan-tulisan berisi protes atas penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, diusung mengitari Bundaran HI. Tak henti-hentinya massa menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".
Aksi ini mengundang perhatian para pengguna jalan. Banyak masyarakat yang memilih menonton aksi ini.
Selain itu, orasi tetap dilakukan dari atas truk berisikan sound system. Massa prihatin dan mendesak kasus ini segera dituntaskan. Aksi yang dikawal ketat aparat keamanan ini berjalan damai.
"Aksi ini akan tetap berlanjut, berjalan sebelum kasus ini tuntas. Kalau tidak tuntas, maka akan ada korban selanjutnya," teriak Beni Daga, yang merupakan sepupu salah satu korban penembakan, Dedi Chandra.
"Saya tidak bicara atas nama Dedi, tapi atas nama semuanya," ungkap Beni.
Dia mengecam aksi brutal yang menewaskan empat korban ini. Beni menegaskan, Pangdam IV Diponegoro, Kalapas dan Kepolisian harus bertanggung jawab. (boy/jpnn)
Tak hanya menyalakan lilin, massa juga menggotong sebuah keranda berlapis kain hitam, mengitari Bundaran HI.
Massa yang mayoritas mengenakan pakaian hitam itu, sembari menyanyikan lagu nasional "Indonesia Pusaka.
Lilin itu diangkat ke atas. Nyanyian, tulisan-tulisan berisi protes atas penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, diusung mengitari Bundaran HI. Tak henti-hentinya massa menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".
Aksi ini mengundang perhatian para pengguna jalan. Banyak masyarakat yang memilih menonton aksi ini.
Selain itu, orasi tetap dilakukan dari atas truk berisikan sound system. Massa prihatin dan mendesak kasus ini segera dituntaskan. Aksi yang dikawal ketat aparat keamanan ini berjalan damai.
"Aksi ini akan tetap berlanjut, berjalan sebelum kasus ini tuntas. Kalau tidak tuntas, maka akan ada korban selanjutnya," teriak Beni Daga, yang merupakan sepupu salah satu korban penembakan, Dedi Chandra.
"Saya tidak bicara atas nama Dedi, tapi atas nama semuanya," ungkap Beni.
Dia mengecam aksi brutal yang menewaskan empat korban ini. Beni menegaskan, Pangdam IV Diponegoro, Kalapas dan Kepolisian harus bertanggung jawab. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Juli Ditetapkan sebagai Maklumat Hari Sastra
Redaktur : Tim Redaksi