jpnn.com - JAKARTA – Skandal “Papa Minta Saham” berimbas terhadap hubungan pimpinan lembaga-lembaga negara sekelas wakil presiden (Wapres) dan pimpinan DPR.
Dalam sambutannya, Wapres Jusuf Kalla yang mewakili Presiden Joko Widodo pada Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) Tahun 2015, Kamis (3/12), tampaknya sudah tidak menganggap keberadaan Ketua DPR Setya Novanto.
BACA JUGA: Anggota MKD Ngaku Obyektif, Pakar Nilai Tidak Sah, Presdir Freeport Bilang Begini
JK hanya mengucapkan penghormatan terhadap dua pimpinan parlemen, yakni Ketua MPR dan DPD. Sedang Ketua DPR tidak disebut oleh mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut.
JK juga menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadiran presiden yang baru kembali dari Paris, Prancis.
BACA JUGA: Slamet Effendi Yusuf Meninggal Dunia
“Yang terhormat Ketua MPR, Ketua DPD. Saya minta maaf karena bapak Presiden baru datang kemarin dan disibukkan kegiatan penting. Kita semua hadir di sini dengan satu tekad, tujuan kita satu kemajuan dan keadilan,” kata JK di Gedung Nusantara V Komplek Parlemen Jakarta, Kamis (3/12).
Ia pun kemudian bicara soal agenda pemberantasan korupsi, terutama mencegah upaya dan tindakan yang merugikan keuangan negara. Bahkan, JK langsung menyinggung soal proses persidangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang dipertontonkan ke publik, langsung dari gedung parlemen kemarin, terkait skandal "Papa Minta Saham" yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto.
BACA JUGA: Sederet Kerawanan di Ujung Tahun
“Semalam kita dipertontonkan secara terbuka di komplek DPR juga, suatu upaya kelompok pejabat, pengusaha, melakukan kegiatan. Malam upaya korupsi, pagi bagaimana mencegah korupsi. Kalau tadi malam puncaknya apa yang tidak kita ketahui, tentu lebih besar lagi," ujar JK.
Dari apa yang terungkap dalam persidangan MKD tersebut, bisa tergambar bahwa ada upaya pemufakatan jahat dalam rekaman pembicaraan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha M Riza Chalid saat bertemu Presdir PT Freeport Indonesia (PTFI), terkait perpanjangan kontrak perusahaan asal Amerika Serikat itu.
“Ada dua hal, ada kelompok yang berani dan penakut. Kalau kita lihat sandiwara luar biasa dengan congkaknya kalau semua bisa dikuasai dengan uang. Makanya tadi saya bilang tinggal ketua MPR dan DPD, yang satu lagi (Ketua DPR) sudah hilang," tegas JK.
Sindiran keras Wapres JK terhadap Ketua DPR, selain masalah skandal "Papa Minta Saham" yang diwarnai pencatutan nama presiden dan wapres, juga dikarenakan acara yang akan dibuka JK tidak dihadiri oleh Ketua DPR Setya Novanto. Bahkan, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga terlihat datang belakangan setelah JK pulang.
Acara tersebut selain dihadiri Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Irman Gusman, juga Ketua KPK Taufiequrrahman Ruki, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti serta para kepala daerah.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hhmmm...Luhut Akui Pernah Bertemu Bos Freeport
Redaktur : Tim Redaksi