jpnn.com - JAKARTA - Wakil Presiden Terpilih 2014-2019, Jusuf Kalla (JK) mengakui bukan perkara sulit untuk mengurangi subsidi, terutama subsidi bahan bakar minyak (BBM). JK bilang hal itu mudah dilakukan dengan catatan, pemerintah harus bisa menjelaskan secara rasional kepada masyarakat mengenai manfaat dan alokasi pengalihan subsidi yang akan dilakukan.
"Pengalaman saya di migas, mengurangi subsidi itu mudah kalau dijelaskan ke rakyat. Artinya menaikkan harga BBM pada harga wajar sebenarnya tidak ada masalah," ungkap JK saat menjadi pembicara diacara 'Rembuk Nasional Kebijakan Tata Kelola Migas untuk Kesejahteraan Rakyat' di Hotel Grand Sahid Jakarta, Senin (8/9).
BACA JUGA: Berekening Gendut, PNS Batam Sudah 5 Tahun Dipantau PPATK
Keyakinan tersebut dikatakan JK lantaran hal itu pernah dilakukan selama masa kepemimpinannya, saat menjadi wakil presiden Indonesia periode tahun 2004-2009.
Dalam masa jabatannya itu, JK bersama Presidsen Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menaikkan harga BBM Subsidi sebanyak dua kali. "Buktinya tahun 2005 kita naikkan dua kali tidak ada demo, karena saat itu BLT langsung kita bagi," serunya.
BACA JUGA: FPDIP Tolak Pelemahan Advokat Melalui Regulasi
Di samping itu, lanjut JK, waktu yang tepat juga mempengaruhi kondusifnya suasana kenaikan harga BBM. "Kedua, timing itu harus pas, jadi dulu dua hari sebelum bulan puasa kita naikkan, jadi tidak ada demo di bulan puasa. Kalau ada yang protes itu berarti orang yang tidak merasakan puasa," pungkasnya. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Pilkada di DPRD Bakal Rugikan PKS, PAN dan PPP
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Biak Numfor Tahu Usulan Proyek Talud
Redaktur : Tim Redaksi