JAKARTA – Meski mengaku tidak terlalu antusias terhadap berita penangkapan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, Mantan Wapres Jusuf Kalla menyatakan sangat memberi apresiasi positif kepada kinerja pihak kemanan
“Kinerja pihak kemanan sudah baik, dan saya berharap Nazarudin danpat berbicara dan bisa menjelaskan semaunya dengan jujur,” kata mantan Ketua Umum Parrai Golkar yang akrab disapa JK ini, kepada INDOPOS (JPNN Group), Selasa (9/8).
JK juga mengatakan, kalau semuanya belum bisa dikomentari, pasalnya Nazaaruddin juga belum berbicara
BACA JUGA: M Nuh Beber Pengalaman Nggandol KA
Begitupun terakit nama-nama yang pernah disebutkanyaSementara, di tempat berbeda
BACA JUGA: Pfizer Yakin Menang Lawan KPPU
tanggapan positif juga diungkapkan oleh Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso“Saya memberikan apresiasi positif kepada Interpol karena telah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik
BACA JUGA: Pentas Dharma Gita Maha Guru bagi Soekarno
Tentu ini sebuah prestasi juga bagi KPK yang selama 1 bulan terakhir diuji oleh kaburnya Nazaruddin ke luar negeri,” ucapnya kepada pers di Gedung DPR Senayan Jakarta, kemarin.Priyo mengatakan, keberhasilan menangkap Nazaruddin menurut tidak lepas dari peningkatan kinerja kepolisian dan aparat keamanan lainnyaAtas dasar itulah, DPR akan terus memberikan dukungan bagi peningkatan kapasitas penegak hukum“Kita juga memberikan tambahan dana untuk peningkatan kapasitas, dan saya kira ini sebuah prestasi yang harus diapresiasi,” ucapnya.
Terkait nasib buronan KPK lainnya pasca tertangkapnya Nazaruddin, Priyo enggan memberikan komentarTermasuk saat ditanyakan mengenai informasi terbaru buronan KPK lainnya yang hingga kini belum tertangkap, yakni Nunun NurbaetiBanyak kalangan meminta penegak hukum serius menangkap Nunun yang juga tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu.
Namun, tanggapan biasa-biasa saja diungkapkan Wakil Ketua DPR asal PDIP Pramono AnungAnung mengatakan tertangkapnya M Nazaruddin di Kolombia lebih karena apes, bukan prestasi pemerintahNazar tertangkap oleh aparat lokal karena permasalahan paspor.
“Ini yang menangkap kan bukan pemerintah, bukan polisi kita, dan bukan interpol kita," kata Pram"Ini yang menangkap kan polisi lokal, dan itu juga menurut saya karena ketidaksengajaan, bukan karena hal yang terjadi by designJadi menurut saya ya ini apesnya Nazaruddin saja, bukan karena apa-apa," kata mantan Sekjen PDIP itu.
Menurut Pramono, meski Indonesia-Kolombia tidak memiliki perjanjian ekstradisi, Nazar harus bisa dipulangkan melalui kerjasama interpol“Sekarang sudah dalam penanganan interpol dunia, maka kerjasama itu yang harus dilakukan adalah interpol Indonesia dengan interpol dunia maka dengan demikian tidak ada alasan lagi katakanlah tidak bisa dipulangkan karena persoalan ekstradisi," katanya.
Menurutnya, dalam diktum interpol, kalau ada kasus seperti itu, maka negara asal akan diberi kesempatan"Kita juga mempunyai interpol yang juga bagian dari interpol dunia," ujarnya.
Pram sendiri mengharapkan, penangkapan Nazar ini menjadi momentum bagi KPK untuk objektif dan profesionalSebab, persoalan dan "nyanyian" Nazar telah membuat citra KPK terganggu“Momentum untuk memberikan bukti jawaban apakah memang KPK bisa menerapkan hal yang sama bagi siapapun terutama bagi orang-orang yang berada di lingkaran kekuasaan,” terangnya.
Menurut Pramono, persoalan Nazar kini sudah menjadi domain publikSebab itu, KPK harus juga memeriksa nama-nama yang disebut Nazar"Hal yang berkaitan dengan Nazar terus terang saya tidak sepenuhnya percaya dengan apa yang dia sampaikan, tapi apapun ini akan sudah menjadi domain publik, menjadi wacana dan rahasia publik,” pungkasnya.
Sementara pakar hukum Todung Mulya Lubis mengaku khawatir Nazaruddin akan dibungkam oleh pihak yang terancam kedudukannyaMenurut dia, KPK harus objektif dalam menyelesaikan kasus Nazar meski ada beberapa nama pimpinan KPK yang disebut“Ini menimbulkan problematik tersendiriSejauh mana Nazar merasa nyaman diperiksa KPK," kata Todung usai bertemu Ketua DPR Marzuki Alie di Gedung Nusantara III DPR.
Menurut Todung, semua pihak mesti menjaga Nazaruddin agar dipenuhi hak-haknyaSebab, meski diduga sebagai pelaku korupsi, Nazar juga peniup peluit yang bisa mengungkapkan kasus-kasus lain"LPSK bisa melakukan sesuatu untuk menjaga hak-hak Nazaruddin sebagai peniup peluit," katanya.
Todung mengungkapkan, peniup peluit tidak selamanya harus bersih dari korupsi, peniup peluit juga bisa orang yang terlibat"Di sinilah Nazar bisa mendapatkan konsensi keringanan dalam proses hukum nantinya," ujarnya(dms/tas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Pulang, Polisi Jamin Keselamatan Nazaruddin
Redaktur : Tim Redaksi