JK : Jangan Saling Menyalahkan

Senin, 07 Januari 2013 – 09:12 WIB
MAKASSAR -- Bencana banjir di kota Makassar yang terjadi sejak 2 Januari lalu hingga kini tak kunjung surut. Bahkan banjir makin meluas di Sulsel. Ribuan warga kini sengsara akibat bencana alam ini.

Di Makassar, banjir terparah terjadi di Blok 10 Perumnas Antang Kecamatan Manggala, dan Perumahan Bung Permai serta Kawasan  Perumahan Antara di Kecamatan Tamalanrea. Banjir juga merendam ratusan rumah warga di Perumahan Kodam 3 Kelurahan Kapasa Kecamatan Biringkanaya.

Mantan Wapres RI yang juga Ketua Umum Palang Merah Indoensia (PMI), HM Jusuf Kala (JK) harus turun tangan dalam penanganan banjir.

Karena kondisi banjir telah mengisolasi sejumlah daerah di Sulsel, Jusuf Kalla terpaksa menggunakan helikopter saat mengunjungi korban banjir di Blok 10 Perumnas Antang Kecamatan Manggala, Minggu (6/1).

Heli JK mendarat di lapangan Bukit Baruga Antang sekitar pukul 13.55 Wita. Saat turun dari Heli, JK melanjutkan perjalanannya menggunakan mobil ke lokasi banjir di Blok 8 dan Blok 10 Lorong Ujung Bori Raya, Perumnas Antang Kecamatan Manggala.

Di lokasi bencana, JK didampingi Pelaksana tugas Wali kota Makassar, Supomo Guntur, Ketua PMI Makassar, Syamsu Rizal dan sejumlah petugas PMI dan SAR.

Tokoh nasional yang digelari Suksesor perdamaian ini menggunakan perahu karet mengitari lorong ujung bori sekitar 15 menit, setelah itu, JK menuju posko pengungsi di salah satu masjid yang tak jauh dari Blok 10 untuk melihat kondisi warga.

Disaat JK menyisir lokasi banjir menggunakan perahu karet, tim SAR juga berhasil mengevakuasi seorang ibu hamil yang terjebak banjir dalam rumahnya di Blok 10. JK pun memerintahkan agar korban yang diketahui bernama Erna, 38 tahun itu, segera di bawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. "Segera bawa ke rumah sakit," tandas JK kepada relawan.

Erna yang mengaku tengah hamil delapan bulan mengaku hanya bisa pasrah dan memilih bertahan bersama keluarganya dalam rumah tinggalnya di lorong VI Ujung Bori sambil menunggu tim penyelamat datang.

"Kita tidak bisa ke luar rumah karena tidak ada perahu. Apalagi saya hamil sudah delapan bulan. Untung ada perahu karet yang datang menjemput kami," ujar Erna sambil merengis kesakitan. 

Di sela peninjauannya, JK meminta agar semua pihak tidak hanya menyalahkan pemerintah terkait bencana banjir ini. "Tanggungjawab ini bukan hanya pada pemerintah, tapi warga juga harus menjaga lingkungan di sekitarnya masing-masing," ujar JK.

Menurut dia, bencana seperti ini seharusnya bisa diantisipasi sejak awal agar dampaknya tidak meluas. Salah satu bentuk pencegahan yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, yakni melakukan pembanahan selokan-selokan di kawasan permukiman.

"Tanggungjawab pemerintah itu bagaimana melakukan perbaikan tatakota, dan penanganan masalah sampah juga dibenahi pemerintah," paparnya.

Dia juga berpesan agar persitiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak dan tidak saling menyalahkan. Saatnya kata JK Pemerintah dan warganya untuk sadar akan pentingnya menjaga lingkungannya masing masing," tandasnya.    

Usai mengunjungi lokasi banjir di Antang, JK melanjutkan pemantauannya menggunakan Helikopter di sejumlah wilayah di Sulsel yang terkena bencana banjir.

Dalam menangani korban banjir di Makassar, Kepala Dinas Sosial Makassar, Burhanuddin mengungkapkan bahwa saat ini sudah berdiri beberapa dapur umum di lokasi banjir, seperti di Perumahan Swadaya dan Bl;ok 8 Antang, termasuk di perumahan Kodam Paccerakkang.

"Beberapa dapur umum yang didirikan warga juga kita bantu bahan makanan dan air mineral, termasuk bahan pakaian seperti baju dan saelimut. Kita juga mendatangi titik-titik banjir untuk menyerahkan bantuan seperti mie instan," ujar Burhanuddin.

Dia menambahkan, kebutuhan paling mendesak para korban banjir saat ini, yakni air mineral, bahan makanan, dan selimut serta pakaian anak-anak. "Kalau ada yang mau menyumbang itu sangat kita harapkan, tapi kami juga tengah mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan warga tersebut," tandasnya.  

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, Muhammad Ismounandar, menambahkan, kendala yang dihadapi di lapangan saat ini, selain terbatasnya bahan makanan dan air minum untuk korban, pihaknya juga mengalami keterbatasan peralatan, khususnya perahu karet.

"Perahu karet BPBD hanya satu, beruntung tadi (kemarin, red) pak JK (Jusuf Kalla) memberikan bantuan dua perahu karet," tandasnya.

Dia mengungkapkan, jumlah korban banjir di Makassar saat ini sudah mencapai 5.763 jiwa atau 1.921 Kepala Keluarga. "Terparah memang di Blok 10 Antang, kalau daerah Paccerakkang sudah agak surut, tapi kita kan belum tau seperti apa cuaca ke depan," kuncinya. (kas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Manikin Tangkap Buaya

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler