Jleb... Ini Tudingan Terbaru Fahri Hamzah ke Petinggi PKS

Selasa, 02 Mei 2017 – 13:31 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah melontarkan tudingan teranyar kepada para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Fahri menganggap elite PKS yang sudah sejak setahun lalu memecatnya tak tahu aturan perundang-undangan.

Tudingan Fahri itu terkait dengan sikapnya yang getol meloloskan usul penggunaan hak angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, PKS menganggap Fahri sudah bukan kader lagi.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan Pastikan PAN Bakal Hambat Angket ke KPK

"Katanya saya kan tidak diakui. Saya miris mendengar para pimpinan PKS mempunyai sikap sejelek ini," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/5). 

Wakil ketua DPR itu menilai pimpinan PKS tidak mengerti undang-undang. Menurutnya, PKS tidak mengerti  konsekuensi putusan di pengadilan.

BACA JUGA: Mikir... KPK Sedang Garap BLBI Kok Mau Diganggu Pakai Angket

"Kader-kader komplain ke saya, kok pimpinan PKS ini seperti tidak mengerti hukum. Bahwa di atas partai itu kan ada negara, nah hukum negara ini yang harus ditaati," kata legistator asal Nusa Tenggara Barat itu. 

Dia mengatakan, kalau pengadilan memang memutuskan keputusan PKS memecatnya tidak sah maka harus diikuti. Sebab, putusan pengadilan lebih tinggi dari keputusan partai.

BACA JUGA: Fahri Hamzah dan Fadli Zon Diancam Dibunuh, Resmi Melapor ke Polisi

Fahri lantas membandingkan pemecatannya dengan proses perceraian di pengadilan.  "Saya sering mengatakan dalam konstitusi negara kita itu jangan memecat kader, menceraikan istri saja bisa digugat balik. Kalau pengadilan mengatakan perceraianmu tak sah maka itu tetap istrimu," katanya. 

Nah, menurut Fahri, kondisi itu sama dengan yang dilakukan PKS terhadapnya. PKS mengeluarkan pemecatan, tapi pengadilan menganggapnya tidak sah.

“Fahri itu adalah kader kamu (PKS, red). Nggak boleh kamu tolak," ujar Fahri. 

Karenanya Fahri menegaskan, pimpinan yang tidak mengerti hukum tak layak memimpin partai. Menurut dia, partai tidak akan bisa besar kalau dipimpin oleh orang yang tidak mengerti hukum.

"Kalau  partai mau jadi besar bukan mereka yang pimpin, sebab fatal pandangan hukumnya itu karena tidak mengerti konstitusi, (mengerti) negara. Jadi itu kesedihan kader yang saya sampaikan," papar Fahri.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Ancaman Dibunuh, Fadli Zon Siap Lapor ke Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler