jpnn.com, JAKARTA - Peringatan hari buruh sedunia pada setiap 1 Mei atau May Day merupakan pengakuan dan capaian gerakan buruh. Meski berbagai negara merayakan dengan selebrasi berbeda-beda, namun pada dasarnya peringatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup buruh di dunia.
Menurut Ketua Umum Jaringan Nasional Indonesia Baru (JNIB), Nachung Tajuddin, peringatan hari buruh di Indonesia lebih difokuskan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja yang masih terpasung. Perlu diketahui bahwa buruh merupakan bagian penting dari alat produksi untuk menghasilkan satu unit produk.
BACA JUGA: May Day, Ini Tawaran Mama Emi untuk Buruh di NTT
“Tuntutan para buruh di Indonesia dalam peringatan 1 Mei 2018 adalah menyuarakan masalah nyata yang dihadapi kaum buruh,” kata Ketua Umum JNIB, Nachung Tajuddin dalam keterangan persnya, Selasa (1/5).
Menurut Nachung, masalah nyata yang dihadapi buruh adalah posisi buruh yang lemah saat menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, masih diberlakukannya tenaga kerja Out-sourcing oleh sebagian besar perusahaan. “Padahal outsourcing dan PHK yang tidak seimbang semakin memarginalkan posisi buruh,” katanya.
BACA JUGA: May Day Berlangsung Kondusif, Menaker Beri Apresiasi
Apa lagi, kata Nachung, harga-harga kebutuhan pokok terus naik sementara perbaikan kesejahteraan buruh masih buruk. Seharunya, menurut Nachung, kenaikan harga bahan pokok juga harus diikuti kenaikan perbaikan kesejahteraan buruh.
Nachung menegaskan JNIB mendukung penuh tuntutan buruh pada May Day 2018 sembari berharap pemerintah memperhatikan dengan sungguh-sungguh kesejahteraan buruh.
Nachung juga mengingatkan hari buruh tidak sekadar dijadikan aksi gagahan, tetapi serikat buruh berjuang harus berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menghapus hambatan kesejahteraan buruh.(fri/jpnn)
BACA JUGA: Prabowo Bandingkan Rakyat Miskin Indonesia dengan Thailand
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Buruh di Yogya, Pos Polisi Dibakar, 69 Orang Ditangkap
Redaktur & Reporter : Friederich