Joe Biden Berjanji Berikan Kuota 8 Kali Lipat Lebih Besar ketimbang Donald Trump

Jumat, 05 Februari 2021 – 20:00 WIB
Dua kandidat yang bertarung di Pilpres Amerika Serikat 2020, Donald Trump dan Joe Biden. Foto: Reuters/AP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa ia berencana untuk meningkatkan kuota penerimaan pengungsi tahunan menjadi 125.000 orang di tahun fiskal mendatang--delapan kali lipat dari jumlah yang diizinkan pendahulunya, Donald Trump.

Biden menyebut target sebanyak 125.000 kuota pengungsi, dari 15.000 saja di tahun ini, akan berlaku mulai 1 Oktober 2021.

BACA JUGA: Sikap Joe Biden Sangat Tegas, Militer Myanmar Bakal Punya Masalah Besar

"Akan memakan waktu untuk membangun kembali hal yang telah sangat rusak. Namun itulah yang tentunya akan kita lakukan," kata Biden.

Biden juga bermaksud untuk mengajukan penambahan batas pengungsi tahun ini, menyusul konsultasinya dengan Kongres, demikian menurut keterangan Gedung Putih yang dirilis pada hari yang sama.

BACA JUGA: Pernyataan Joe Biden Ini Ditujukan kepada Indonesia, Tiongkok dan Tetangga Myanmar Lainnya

Pihak pendukung pengungsi mengapresiasi perintah eksekutif yang dikeluarkan Biden, yang mereka sebut akan mempercepat proses penerimaan pengungsi dan menghapuskan penghalang bagi sejumlah pemohon.

"Ini adalah sebuah daftar panjang yang telah disebut oleh para advokat sebagai hal yang salah dari program tersebut. Kami telah mengidentifikasi masalahnya dan (langkah) ini memberikan solusi," kata Jennifer Quigley, direktur advokasi pengungsi di Human Right First.

BACA JUGA: Perdana di Era Joe Biden, Aksi Militer Amerika Bikin Tiongkok Murka

Biden juga meminta sejumlah perubahan dalam proses penerimaan dan pemeriksaan pengungsi di AS melalui surat perintah eksekutif, yang disebutnya akan membangun kapasitas AS untuk menerima pengungsi dalam menangani kebutuhan global saat ini.

Sebelumnya, Biden berjanji untuk mengembalikan peran historis AS sebagai negara yang menerima para pengungsi dari seluruh dunia, setelah empat tahun belakangan negara itu memangkas kuota penerimaan di bawah Presiden Trump.

Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) memperkirakan ada sekitar 1,4 juta pengungsi di seluruh dunia yang sangat membutuhkan suaka.

Trump, selama masa pemerintahannya, menganggap pengungsi sebagai suatu ancaman keamanan dan akan merugikan masyarakat AS, karena itu ia mengambil sejumlah langkah untuk membatasi imigrasi yang legal.

Sementara Biden membalikkan program pengungsi yang dijalankan Trump--yang mengakibatkan penutupan kantor-kantor penempatan pengungsi dan penugasan ulang para petugas dalam program ini.

Kebijakan Trump juga mengganggu arus masuk pengungsi ke Amerika Serikat, situasi yang belakangan ini diperparah oleh pandemi COVID-19. (ant/dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler