jpnn.com, NEW YORK CITY - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan larangan impor uranium dari Rusia ke Amerika Serikat akan memberikan pukulan yang lebih keras terhadap perekonomian AS dibandingkan perekonomian Rusia.
Dubes Antonov menyampaikan pernyataan tersebut sebagai reaksi terhadap Biden yang menandatangani Undang-Undang Larangan Impor Uranium Rusia yang melarang impor uranium Rusia hingga tahun 2040.
BACA JUGA: Joe Biden Desak Kongres AS Izinkan Penjualan Mesin Perang ke Israel
“Tanpa kapasitas pengayaan nasional yang cukup, Washington merugikan perekonomiannya. Terlebih lagi, kerugian finansial bagi Amerika Serikat akan jauh lebih besar dibandingkan Rusia,” kata Antonov kepada wartawan, seperti yang dilaporkan Sputnik, Selasa.
Dia juga menambahkan bahwa kebijakan sanksi pemerintahan Biden tidak memberikan hasil yang diinginkan.
BACA JUGA: Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden Terancam Dimakzulkan
Adapun Rancangan Undang-Undang yang kini telah disahkan tersebut mempertimbangkan pembatasan impor uranium dengan tingkat pengayaan rendah yang diproduksi di Rusia atau perusahaan-perusahaan yang berbasis di Rusia.
Pada saat yang sama, perjanjian itu memberi wewenang kepada Menteri Energi AS, berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri dan Kepala Departemen Perdagangan AS, untuk mencabut larangan tersebut.
BACA JUGA: Biden Jawab Kecurigaan soal Tragedi Jembatan Ambruk di Baltimore
Pencabutan berlaku jika sumber pasokan uranium lain tidak tersedia atau impor bahan bakar nuklir Rusia tidak tersedia demi kepentingan nasional Amerika.
Pengabaian apa pun yang dikeluarkan oleh Departemen Energi AS harus berakhir pada 1 Januari 2028, sedangkan larangan itu sendiri akan berakhir pada 31 Desember 2040. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif