jpnn.com, WASHINGTON DC - Presiden Joe Biden menugaskan para tangan kanannya untuk menemukan jawaban terkait asal-muasal virus yang menyebabkan COVID-19, dan mengatakan pada Rabu (26/5) bahwa agensi-agensi intelijen AS tengah menelusuri teori-teori yang berpotensi mencakup kemungkinan adanya kecelakaan laboratorium di China.
Badan-badan intelijen itu tengah mempertimbangkan kemungkinan dari dua skenario namun masih memiliki kepastian terkait kesimpulan mereka dan tengah dalam perdebatan panas terkait mana yang lebih mungkin, kata Biden.
BACA JUGA: KSPI Kutuk Serangan Israel ke Palestina, Kirim Surat kepada Joe Biden
Kesimpulan-kesimpulan itu diberikan secara detil dalam sebuah laporan pada Biden yang meminta kepada timnya pada Maret lalu untuk merincikan apakan virus corona jenis baru itu “muncul akibat kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari sebuah kecelakaan laboratorium,” menurut pernyataan tertulis presiden itu.
Pernyataan publik Biden yang tak biasanya ini menunjukkan adanya perdebatan di dalam pemerintahannya terkait asal-muasal virus corona jenis baru. Hal tersebut juga memberikan kredibilitas atas teori yang mengatakan bahwa virus itu mungkin muncul dari laboratorium riset China, alih-alih secara alamiah.
BACA JUGA: Perkembangan Terkini di Gaza: Gencatan Senjata Hamas - Israel Dimulai, Biden Menyampaikan Janji
Kedutaan Besar China di AS mengatakan pada Kamis (27/5) malam bahwa memolitisasi isu tersebut dapat memperlambat investigasi terkait asal-muasal COVID-19.
China mendukung “Studi yang komprehensif atas semua kasus-kasus awal COVID-19 yang ditemukan di seluruh dunia dan investigasi menyeluruh ke basis-basis rahasia dan laboratorium-laboratorium biologis di seluruh dunia,” demikian Kedubes China mengatakan dalam sebuah pernyataan yang mengutip seorang juru bicara, di laman resminya.
BACA JUGA: Telepon Joe Biden, PM Israel Malah Dapat Permintaan Tak Menyenangkan
Pandemi COVID-19 telah menewaskan lebih dari tiga juta orang di seluruh dunia dan menghantam ekonomi global akibat penguncian-penguncian dan pembatasan lain yang dilakukan untuk memperlambat penyebaranya. Asal-muasal virus masih diperdebatkan di kalangan para ahli. Kasus-kasus yang pertama kali diketahui muncul di kota Wuhan di area pusat China pada Desember 2019.
Laporan yang dikeluarkan oleh para ilmuwan China, bersama dengan tim yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia, pada bulan Maret menyebut bahwa virus tersebut kemungkinan ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, dan kemunculan akibat insiden laboratorium diangap sebagai kemungkinan yang sangat kecil.
Keputusasaan Washington telah menumpuk dalam beberapa pekan terakhir terkait apa yang dianggap sebagai kerja sama yang kurang dari China terhadap investigasi internasional.
“Sekarang saya telah meminta Komunitas Intelijen untuk menggandakan usaha mereka untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi yang dapat membawa kita lebih dekat ke kesimpulan yang pasti, dan untuk melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari,” kata Biden.
“Sebagai bagian dari laporan itu, saya telah meminta penelusuran lebih lanjut di beberapa area yang mungkin dibutuhkan, termasuk pertanyaan-pertanyaan khusus untuk China.”
Washington juga telah menyerukan agar WHO membuka fase kedua investigasi terhadap asal COVID-19.
Pada Rabu in Jenewa, direktur kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan badan tersebut akan memberikan pembaruan terkait langkah-langkah lanjutan yang diajukan “dalam beberapa pekan ke depan.”
Delegasi China untuk WHO mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya menyerukan pada “semua pihak” untuk mengadopsi “sikap yang terbuka dan transparan” untuk bekerja sama dengan upaya-upaya WHO untuk menelusuri asal virus itu. (ant/dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Adil