jpnn.com, WASHINGTON DC - Presiden Joe Biden akan menyajikan strategi untuk memerangi penyebaran varian Delta yang lebih menular dan meningkatkan vaksinasi COVID-19 AS, Gedung Putih mengatakan pada Selasa (7/9).
Amerika Serikat, yang memimpin dunia dalam kasus dan kematian COVID-19, sedang berjuang untuk membendung gelombang infeksi yang didorong oleh varian Delta bahkan ketika para pejabat mencoba membujuk orang Amerika yang telah menolak vaksinasi untuk mendapatkan suntikan.
BACA JUGA: Selandia Baru Merasa Sudah Berhasil Kalahkan Varian Delta
Meningkatnya kasus telah menimbulkan kekhawatiran ketika anak-anak kembali ke sekolah dan mengguncang investor serta membatalkan rencana perusahaan untuk menyuruh karyawan untuk kembali bekerja di kantor.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan yang bepergian dengan Biden di atas Air Force One bahwa dia akan menyusun strategi "bekerja di seluruh sektor publik dan swasta untuk membantu terus mengendalikan pandemi.
BACA JUGA: Varian Delta di Indonesia Masih Menakutkan, Ini Datanya
Ditanya tentang kemungkinan mandat baru, Psaki mengatakan Gedung Putih akan memberikan rincian lebih lanjut nanti tentang rencana tersebut dan mengakui bahwa pemerintah federal tidak dapat secara luas mengamanatkan agar orang Amerika mendapatkan vaksinasi.
"Kita perlu terus mengambil lebih banyak langkah untuk memastikan sekolah siap dan memastikan masyarakat di seluruh negeri siap," tambah Psaki.
BACA JUGA: Sebelum Varian Delta Meledak, Jokowi Mengaku Dapat Bisikan
Seorang pejabat Gedung Putih yang mengetahui rencana itu mengatakan akan membahas mandat, pengujian, dan sekolah. “Ada jalan keluar,” kata pejabat itu.
Pejabat itu menambahkan bahwa sektor swasta dapat berbuat lebih banyak dalam masalah ini dan Biden juga akan menghadapi keraguan tentang vaksin.
Pada Rabu, Biden dijadwalkan bertemu dengan penasihat COVID-19 Gedung Putih.
Amerika Serikat telah mencatat sekitar 650.000 kematian akibat COVID-19 dan minggu lalu melebihi 40 juta kasus.
Data Reuters menunjukkan bahwa lebih dari 20.800 orang telah meninggal di Amerika Serikat akibat COVID-19 dalam dua minggu terakhir, naik sekitar 67 persen dari periode dua minggu sebelumnya.
Kasus COVID yang berada dalam rawat inap telah meningkat, dengan tujuh negara bagian AS - Alaska, Georgia, Hawaii, Idaho, Kentucky, Tennessee dan Washington - melaporkan catatan bulan ini.
Biden sebelumnya mengumumkan rencana untuk menawarkan suntikan penguat lebih luas, sambil menunggu persetujuan peraturan. (ant/dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Adil