jpnn.com - RIBUAN bikers moge alias motor gede berkumpul di Jogjakarta. Mereka berkumpul untuk meriahkan Jogja Bike Rendezvous (JBR) 2015. Pembukaan acara sudah dilakukan sejak, Kamis (14/8) di halaman Jogja City Mall (JCM). Tak heran, sejak hari itu, raungan suara moge sudah mewarnai ramainya awal long weekend di Jogjakarta.
Ketua JBR 2015 M. Lutfi mengungkapkan, kegiatan JBR sebagai salah satu wujud dukungan pariwisata di Jogjakarta.
BACA JUGA: Marinir Bercocok Tanam Terumbu Karang
“Kami melanjutkan amanah yang diberikan Gubernur DIJ. HDCI sebagai Honorary Ambassador of Tourism untuk Jogjakarta. Kami kenalkan potensi Jogjakarta kepada ribuan anggota HDCI dari seluruh Indonesia,” katanya.
Setelah secara resmi dibuka kemarin, hari ini (15/8) dua ribuan moge akan melakukan pawai dari halaman JCM menuju Candi Prambanan. Dalam kesempatan ini, turut dibawa 70 bendera Merah Putih yang dipasang di setiap moge. Selanjutnya bendera-bendera tersebut dikibarkan di lapangan Brahma Candi Prambanan.
BACA JUGA: Duh, Masih Remaja Tewas Kok Sudah Pilih Meninggal Pakai Nilon
Pengibaran 70 bendera Merah Putih untuk menyambut HUT RI ke-70. Selanjutnya, pada 17 Agustus akan diselenggarakan upacara bendera juga di lapangan Brahma Candi Prambanan.
“Tahun ini, sangatlah istimewa karena bertepatan dengan beberapa event besar otomotif. Tapi paling utama adalah HUT RI ke 70. Pawai ini merupakan wujud kecintaan kami pada Indonesia. Mengibarkan sebanyak 70 bendera Merah Putih yang telah dibawa selama Indonesia Rally berlangsung,” kata Ketua Harley Davidson Club Indonesia Jogjakarta, Gatot Kurniawan.
BACA JUGA: Paskibra Pembawa Baki Ini Grogi Saat Ditunjuk, Sebab...
Penyelenggaran JBR tahun ke-10 ini juga lebih istimewa. Pasalnya Jogjakarta ditunjuk sebagai etape terakhir kegiatan Indonesia Rally yang diselenggarakan sejak Agustus 2014. Di mana kegiatan ini merupakan bagian dari event Indonesia Bike Week.
Rally mengambil rute-rute besar Indonesia, di antaranya jalur trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan berakhir di Jogjakarta. Sedangkan untuk pawai menuju Candi Prambanan, hari ini (15/8) menggunakan rute Ringroad Utara sepanjang jalan Jogja – Solo hingga Candi Prambanan.
Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata DIJ Aria Nugrahadi M.Eng mendukung kegiatan JBR 2015. Menurutnya, kegiatan ini mendatangkan multiplayer effect bagi Jogjakarta. Mulai dari wisata hingga perekonomian sekitarnya.
“Meningkatkan silaturahmi sesama pengguna motor besar peduli pada budaya dan masyarakat. Selain itu, kami berharap agar para penunggan moge bisa menjadi role model bagi masyarakat. Sehingga wajib tertib untuk edukasi pengendara lainnya,” pesan Aria.
Ketua Umum Harley Davidson Indonesia Nanan Soekarnan mewajibkan agar peserta JBR 2015 mematuhi tata tertib lalu lintas yang berlaku di Jogjakarta. “Ini perintah dari ketua umum (Ketum) lho, sehingga harus dipatuhi,” katanya.
Bahkan Nanan, panggilan akrabnya, mempersilakan kepada Kapolresta dan Kapolres, jika ada melanggar agar ditertibkan. “Pesan saya buat Pak Kapolres kalau ada pengendara yang melanggar bisa ditertibkan,” tandasnya.
Nanan juga meminta para pengendarai moge, saat berada di Jogja ini, agar tidak liar. Di luar kegiatan resmi, mereka disarankan mengandangkam mogenya di hotel tempat menginap. “Kecuali saat rally. Motornya masukin lagi, kalau mau jalan-jalan, naik becak atau andong saja,” lanjut Nanan serius.
Menurut Nanan pengendara moge juga harus berperan memberikan edukasi. Salah satunya dengan menggunakan trasportasi publik sebagai kendaraan harian. Terutama untuk mengunjungi beragam destinasi wisata di Jogjakarta.
Selain itu dengan menggunakan transportasi publik turut mendorong perekonomian warga sekitar. “Toh juga agak susah berkendara kalau mau ke kota. Jika lalu lintas macet, malah tidak bisa menikmati perjalanan. Lebih baik pakai transportasi umum saja,” tandasnya.
Nanan juga mengkampanyekan slogan dari HDCI, yaitu HDCI No Complain No Accident, Indonesia Wow!!!. Slogan ini disematkan dalam pin yang ditempelkan pada rompi setiap pengendara moge.
Slogan tersebut memuat enam poin penting yang menjadi cirri khas HDCI. Keenam poin ini adalah mandiri, kreatif, gotong royong, kekeluargaan, dipercaya, dan menghargai. Dirinya berharap keenam poin ini tidak hanya menjadi slogan namun benar-benar diterapkan.
“Pin ini juga mendukung gerakan revolusi mental dari pemerintahan saat ini. Enam nilai yang mendukung gerakan untuk menjadi bangsa yang lebih baik,” pungkasnya. (dwi/jko/ong)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Sakratul Maut, Peran Profesi Ini Sangat Penting
Redaktur : Tim Redaksi