JAKARTA - Ketua umum PSSI Djohar Arifin akhirnya angkat bicara terkait kekalahan memalukan timnas sepakbola Indonesia 0-10 dari tim Bahrain. Djohar menegaskan dirinya tidak akan mundur walaupun timnas mencetak rekor kekalahan terburuk dan banyak pihak yang memintanya mundur.
"Itu bukan solusi. Orang yang salah kok saya yang mundur," ujarnya di kantor PSSI, Jumat (2/3).
Menurut Djohar, hasil buruk yang diderita para penggawa merah putih dikarenakan wasit yang kurang fair. Untuk itu, pihak timnas telah mengajukan protes setelah pertandingan kepada pengawas pertandingan terkait kepemimpinan wasit Andre El Haddad.
"Ada yang aneh dalam pertandingan tersebut. Karena itu kepemimpinannya patut dipertanyakan," ucapnya.
FIFA sendiri dalam rilis di situsnya telah menjelaskan akan melakukan investigasi dengan hasil yang cukup mencolok itu. Bukan hanya wasit, tapi juga adanya kemungkinan-kemungkinan dugaan permainan lain yang membuat hasil tidak biasa tersebut.
Langkah FIFA disambut baik oleh PSSI. Bahkan, Djohar siap dan selalu terbuka seandainya pihak PSSI juga diinvestigasi oleh induk sepak bola dunia tersebut.
"Protes keras kami sudah diterima FIFA, dan mereka langsung merespon. Kami juga akan berikan rekaman pertandingan asli untuk mempermudah penyelidikan," terang lelaki bergelar profesor tersebut.
Saat ditanya apakah PSSI juga melakukan investigasi kepada pemainnya yang mungkin juga melakukan kecurangan, Djohar mengaku siap. Dia meminta kepada koordinator timnas Bob Hippy untuk langsung melakukan evaluasi, terhadap pemain, pelatih dan manajer tim.
Dia berharap dengan langkah yang dilakukan itu dapat menjawab omongan-omongan miring terkait hasil memalukan tersebut. Djohar juga membantah bahwa dirinya pernah menyatakan pemain senior sebagai pemain yang dekat dengan mafia.
"Kami sudah cukup difitnah. Kami tidak pernah mengatakan itu," tegasnya.
Lantas, bagaimana solusi PSSI terkait harapan dari Kemenpora yang meminta agar PSSI segera ada rekonsiliasi terkait konflik yang terjadi? Djohar bergeming. Dia tetap pada pendiriannya bahwa dirinya mau menerima klub-klub Indonesia Super League (ISL) asalkan berada di bawah kontrol PSSI.
"Jika tidak mau bagaimana lagi. Syaratnya demikian, kami siap menjalankan kompetisi IPL dan ISL, asalkan semua di bawah kontrol penuh federasi," tandasnya.
Sementara itu, CEO PSMS Medan Idris SE mengaku kecewa dengan pernyataan Djohar yang mencoba mengkambinghitamkan wasit. Sebagai sesama orang Medan, dirinya meminta agar Djohar melakukan Instropeksi dan melihat kembali daftar kegagalannya memajukan PSSI.
"Konflik PSSI ini lahir karena egoismenya. Lebih bijak jika dirinya mundur karena telah gagal. Bukan hanya dalam prestasi timnas, tapi sudah membuat Konflik di PSSI semakin kronis," tandasnya. (aam/ruk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Membaik, tapi Belum 100 Persen
Redaktur : Tim Redaksi