Joko Driyono Akui Miliki Saham Mayoritas Persija

Kamis, 08 Maret 2018 – 23:30 WIB
Joko Driyono. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI Joko Driyono memberikan penjelasan soal namanya yang disebut sebagai pemilik saham mayoritas di PT Persija Jaya Jakarta dengan perusahaan yang dimilikinya, PT Jakarta Indonesia Hebat.

JIH memiliki saham sebesar 80 persen. Sementara 15 persen lainnya dimiliki PT Persija Jakarta Hebat yang didalamnya terdapat Ferry Paulus dan anaknya Feraldo Paulus.

Kemudian, 5 persen saham PT Persija Jaya Jakarta dipegang oleh Yayasan Persija Muda.

BACA JUGA: Liga 1 Mulai 23 Maret, Bhayangkara FC Kontra Persija Jakarta

Joko Driyono punya saham mencapai 95 persen di JIH sehingga dia dianggap sebagai orang utama di Persija sejak peralihan yang dilakukan pada Februari 2017.

"Yang ditulis dan ramai di media sosial, 99 persen benar dalam konteks data legal. Yang tidak bisa dihindari spekulasinya," kata Joko saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (8/3).

BACA JUGA: Menanti Duel Maut, Juara Piala Presiden versus Juara PGK II

Joko menegaskan bahwa kehadiran dirinya untuk masuk dalam kepemilikan Persija karena sudah melakukan perhitungan dan pengamatan sebelum kompetisi Liga 1 2017 bergulir.

"Kami ingin Persija keluar dari kesulitan 3-5 tahun belakangan dan melakukan transformasi menjadi klub profesional yang diharapkan. Ada misi untuk membuat Persija menjadi klub yang tidak biasa," tegasnya.

BACA JUGA: PSSI Pastikan Ada Tiga Opsi Kick-Off Liga 1

Pria asal Ngawi itu membenarkan bahwa posisinya di PT JIH 100 persen benar. Sementara itu, peran PT JIH adalah menjamin dan mengantar tim Macan Kemayoran melakukan transformasi.

"Transformasi dari kepemilikan tunggal menjadi kolektif. Proses ini butuh 2-5 tahun, ini akan dilakukan untuk memastikan Persija jangan sampai berpindah kepemilikan dari perorangan ke perorangan, yang bisa berpotensi merugikan klub dan tokoh-tokoh tadi karena ketergantungan pada satu orang yang mengelola aspek finansial dan memastikan stabilitas keuangan dan operasional," ungkapnya.

Secara panjang lebar Joko juga menceritakan langkah tersebut diambil karena dia melihat fenomena Persija dengan potensi sedemikian rupa. Beberapa tahun sebelumnya ada opsi Persija dijual ke seseorang, Pemda, Jakpro.

"Spekulasi muncul, Joko ingin memiliki Persija, itu tidak salah, tapi misinya adalah mengantar Persija menjadi kolektif," tandasnya.

Selain transformasi, Joko juga masuk untuk merestrukturisasi manajerial. Langkah ini ditempuh dengan menunjuk Gede Widiade sebagai Direktur Utama untuk menjalankan roda organisasi Persija. Dia ingin berhasil meraih prestasi pada 2017 dan tidak terganggu utang masa lalu.

"Karena itu, kami ingin membalik persepektif bahwa kesulitan apapun dan hal tidak terjangkau siapapun, menjadi peluang serta bentuk baru untuk dilihat bersama. Tidak boleh klub profesional beralih atau pindah tangan karena saldo kosong, tidak punya homebase, tidak punya stadion, dan dinilai murah. PSSI punya kepentingan untuk memproteksi seperti halnya Brisbane Roar oleh Federasi sepak bola Australia," terang Joko. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Piala AFC 2018: Marko Simic Ingin Tebus Dosa di Vietnam


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler