Di hadapan para anak buahnya itu, ia mengaku kecewa karena instruksinya tidak kunjung dijalankan. Khususnya soal perintah untuk turun ke lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat.
"Ini sudah saya sampaikan berkali-kali. Jangan sampai saya ke kampung dua kali, tapi pak camatnya belum pernah. Saya ke kampung dua kali, saya dapat laporan pak lurahnya belum pernah (datang)," kata Jokowi.
Mantan Walikota Surakarta itu pun kembali menegaskan pentingnya interaksi antara para perangkat daerah dengan warga. Tanpa turun ke masyarakat, para camat dan lurah tidak akan dapat memahami permasalahan di wilayahnya masing-masing.
Jarangnya perangkat daerah turun ke lapangan juga dikhawatirkan akan merusak citra Pemprov DKI di mata masyarakat. Pasalnya, sikap perangkat daerah yang jarang turun ke bawah ini kerap menjadi keluhan warga kepadanya.
"Ini kita ini prosesnya kan membangun sebuah persepsi, sebuah imej. Percuma saja bapak-bapak, ibu-ibu kerja siang malam kalau persepsinya masih negatif," tegas Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bahwa dirinya masih menaruh harapan kepada para camat dan lurah untuk mengubah kinerjanya. Namun, ia mengaku tidak segan untuk mencopot perangkat daerah yang tidak menjalankan instruksinya.
"Kalau saya mah gampang, saya catat, gampang saya catat. Nanti pas hari H-nya kalau ada mutasi-mutasi, ini yang tercoret terlebih dahulu. Saya nggak ingin seperti ini. Saya inginnya bapak-bapak, ibu-ibu jenjangnya naik dengan cepat," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjil-Genap Diterapkan, Produsen Mobil Diuntungkan
Redaktur : Tim Redaksi