JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tidak setuju dengan penyelenggaraan ujian nasional (UN). Menurutnya, UN bukanlah metode yang tepat untuk menilai pantas tidaknya seorang siswa untuk lulus.
Jokowi -sapaan Joko Widodo- mengatakan, tidak adil apabila usaha siswa selama 3 tahun mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah harus dipertaruhkan dalam 3 hari pelaksanaan UN. Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi pertanyaan siswa dalam acara dialog yang digelar di GOR Bulungan, Jakarta Selatan.
"Kelulusan ditentukan dalam tiga hari saja, itu sangat riskan sekali," jawab Jokowi di hadapan siswa SMA 6 dan SMA 70, Kamis (18/4).
Para siswa yang hadir sontak bersorak dan bertepuk tangan menanggapi pernyataan Jokowi. Apalagi, Jokowi kemudian menambahkan bahwa dirinya memahami banyak siswa yang merasa kesulitan dan terpaksa mengikuti UN.
Jokowi pun sebenarnya tidak menginginkan adanya penyelenggaraan UN di Jakarta. Namun, sayangnya ia tidak memiliki kewenangan untuk mengambil kebijakan itu.
"UN itu dari pemerintah pusat. Kalau saya dari awal memang enggak setuju ada UN," tegas mantan Wali Kota Surakarta itu.
Lebih lanjut Jokowi menuturkan bahwa UN sebaiknya dipakai untuk alat evaluasi kualitas pendidikan saja. Hasil UN, lanjutnya, dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan pemetaan kualitas pendidikan. "Tapi sekali itu tergantung pusat, saya nggak bisa bikin kebijakan sendiri," imbuhnya.
Dalam acara dialog itu, Jokowi membagi-bagikan sepeda bagi siswa yang melemparkan pertanyaan kepada dirinya. Selain itu, gubernur berbadan kurus ini juga membuat lomba berteriak. Siswa yang bisa berteriak paling lama juga diberikan hadiah sepeda.(dil/jpnn)
Jokowi -sapaan Joko Widodo- mengatakan, tidak adil apabila usaha siswa selama 3 tahun mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah harus dipertaruhkan dalam 3 hari pelaksanaan UN. Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi pertanyaan siswa dalam acara dialog yang digelar di GOR Bulungan, Jakarta Selatan.
"Kelulusan ditentukan dalam tiga hari saja, itu sangat riskan sekali," jawab Jokowi di hadapan siswa SMA 6 dan SMA 70, Kamis (18/4).
Para siswa yang hadir sontak bersorak dan bertepuk tangan menanggapi pernyataan Jokowi. Apalagi, Jokowi kemudian menambahkan bahwa dirinya memahami banyak siswa yang merasa kesulitan dan terpaksa mengikuti UN.
Jokowi pun sebenarnya tidak menginginkan adanya penyelenggaraan UN di Jakarta. Namun, sayangnya ia tidak memiliki kewenangan untuk mengambil kebijakan itu.
"UN itu dari pemerintah pusat. Kalau saya dari awal memang enggak setuju ada UN," tegas mantan Wali Kota Surakarta itu.
Lebih lanjut Jokowi menuturkan bahwa UN sebaiknya dipakai untuk alat evaluasi kualitas pendidikan saja. Hasil UN, lanjutnya, dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan pemetaan kualitas pendidikan. "Tapi sekali itu tergantung pusat, saya nggak bisa bikin kebijakan sendiri," imbuhnya.
Dalam acara dialog itu, Jokowi membagi-bagikan sepeda bagi siswa yang melemparkan pertanyaan kepada dirinya. Selain itu, gubernur berbadan kurus ini juga membuat lomba berteriak. Siswa yang bisa berteriak paling lama juga diberikan hadiah sepeda.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minim Pasokan Daging Sapi
Redaktur : Tim Redaksi