Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, menyatakan, hasil riset Pol-Tracking Institute melalui assesment 13 aspek, yang berada dalam interval 10-100 dengan standar ketercukupan adalah 60, temuan riset menunjukkan ada banyak figur muda, baik yang berasal dari partai politik maupun figur luar parpol yang mempunyai kapasitas dan kepantasan menjadi kandidat pemilihan presiden 2014.
"Tingkat penilaian figur muda yang berasal dari parpol dan figur muda dari luar lembaga kepartaian sangat dipengaruhi oleh rekam jejak, pengalaman dan prestasi kerja yang dimiliki," kata Hanta Yuda, Minggu (7/10).
Ia menyatakan, proses riset ini dilakukan 1 Agustus-3 Oktober 2012. Khusus untuk pengisian kuisioner dilakukan public opinion maker itu 17-30 September 2012.
Metode riset yang digunakan pertama melakukan meta analisis hasil survei yang sudah ada sebelumnya, pemberitaan media, dan dokumentasi yang relevan. Focus Group Discussion yang melibatkan para pakar menarik beberapa nama yang layak dipertimbangkan, kemudian melakukan FGD untuk menentukan responden yang pantas dan layak menilai kandidat itu.
Ia menyatakan, responden dalam riset ini terdiri dari 100 pakar dan public opinion makers. Terdiri dari tujuh kategori, yakni akademisi dan pakar, aktivis LSM, tokoh budaya atau masyarakat dan profesional, jurnalis media massa cetak elektronik, pollister dan pengamat politik, pemuda dan mahasiswa serta politisi senior.
Sedangkan untuk kriteria figur dalam riset ini adalah figur muda antara usia 35-53 tahun pada 2014, tidak menyandang status tersangka, terdakwa, terpidana, kandidat adalah figur muda yang memiliki pengalaman leadership, pernah memimpin lembaga atau institusi politik atau non politik, dan kandidat adalah figur muda yang relatif mempunyai publisitas di media massa.
Aspek yang dinilai ada 13, yakni integritas, kapabilitas/intelektual, visioner, leadership skills, pengalaman prestatif, keberanian mengambil keputusan, komunikasi publik, komunikasi elit, empati / aspiratif, kematangan emosi, physical apprearance, akseptabilitas publik dan penerimaan partai.
Dari 13 aspek yang menjadi penilaian, Joko Widodo meraih nilai 78,6, disusul Anies Baswedan 73,2, Sri Mulyani Indrawati 70,2, Pramono Anung Wibowo 68,0 serta Khofifah Indar Parawangsa 66,7.
Kemudian, ada nama Budiman Sudjatmiko 64,0, Chairul Tandjung 63,0, Sandiaga Uno 62,1, Anis Matta 61,9 dan Gita Wirjawan 61,6. Berikutnya, Lukman Hakim Saefudin 61,5, Priyo Budi Santoso 61,2, Ferry Mursidan Baldan 60,8, Anas Urbaningrum 59,9 dan Zannubah Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) 59,3.
Kemudian, Fadli Zon 58,5, Yuddi Chrisnandi 58,3 Fadjroel Rahman 57,7, Jeffrie Geovannie 57,5, Luthfi Hasan Ishaq 57,2, Maruarar Sirait 56,9, Tifatul Sembiring 56,8, Harry Tanoesudibyo 56,3, Irman Gusman 55,5 persen, Romahurmuziy 55,5, Andi Malarangeng 54,0, Zulkifli Hasan 53,2, Idrus Marham 53,0, Akbar Faisal 52,1.
Berikutnya ada Muhaimin Iskandar 51,6, Puan Maharani 51,3, Rizal Malaranggeng 51,1, Taufik Kurniawan 50,9, Ahmad Muzani 49,9 dan Patrice Rio Capella.
"Kita tidak hendak memeringkatkan, titik tekannya, yang pertama dari penilaian yang dilakukan para pakar dan public opinion leader tadi dengan interval 10 sampai 100 menunjukkan figur-figur muda 35 ini, dari partai politik maupun luar partai politik relatif mempunyai kepantasan untuk diperhitungkan, paling tidak masih ada dua tahun untuk pilpres kita ke depan," kata Hanta Yuda.
Guru Besar Sosiologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Moeloek, memberi masukan supaya nanti dalam riset juga berburu figur-figur di daerah yang mempunyai potensi jadi figur.
"Ini agak Jakarta sentris berburu bakatnya. Harusnya berburu bakat juga (misalnya) di Sulawesi, Sumatera, Aceh. Mungkin ada mutiara terpendam. Untuk Indonesia berburu bakatnya harus lebih gencar. Tapi, ini sah saja untuk sebuah pilihan," kata Hamdi di kesempatan itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Golkar Kota Sorong Dipecat
Redaktur : Tim Redaksi