Peluncuran secara seremonial dilakukan di dua SMA swasta, yaitu SMA Yappenda, Tanjung Priok, Jakarta Utara dan SMA Paskalis, Kemayoran, Jakarta Pusat. Peluncuran dilakukan sendiri oleh Gubernur Jokowi.
Untuk tahap pertama sebanyak 3.046 KJP dibagikan kepada siswa di 113 SMA/SMK. Dari 113 sekolah tersebut sebanyak 15 merupakan sekolah negeri dan 98 sekolah swasta.
Jokowi mengatakan, KJP dibagikan kepada siswa tidak mampu di 5 wilayah kotamadya dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Pada akhir tahun 2013, ia menargetkan sebanyak 332.000 siswa telah memiliki KJP.
KJP sendiri berbentuk ATM yang dikeluarkan oleh Bank DKI. Setiap bulannya kartu tersebut akan diisi uang senilai Rp240.000 oleh Pemprov DKI.
"Jadi yang SMA/SMK diberikan Rp240.000, yang SMP Rp210.000, yang SD Rp180.000. Dan itu bukan untuk biaya sekolah, tapi untuk biaya beli seragam, beli sepatu, beli buku, sama untuk tambahan biaya gizi dan transport, karena biaya sekolah sudah ditanggung," kata Jokowi dalam acara peluncuran di SMA Paskalis, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12).
Menurut Jokowi, data Pemprov DKI mencatat 332.000 siswa yang berhak menerima KJP untuk tahap pertama. Untuk tahap selanjutnya, siswa yang memenuhi syarat menerima KJP dan belum tercatat bisa mendaftarkan diri.
"Baseline data yang sudah kita pegang ini yang akan kita berikan, jadi sudah ada datanya, ada 332.000 yang akan kita berikan. Jadi kalo nanti itu sudah selesai, masih ada warga yang ingin, baru itu mulai pendaftaran. Karena base line ini sudah kita pegang, yang tidak mampu," terang Jokowi.
Untuk menunjang program ini, Bank DKI telah setuju memasang mesin ATM di dalam sekolah. Namun, untuk tahap pertama, mesin baru SMA Yappenda yang mengajukan permohonan untuk memasang mesin di Sekolah.
Pada acara peluncuran ini para siswa berkesempatan mencoba sendiri menggunakan KJP. Para siswa dengan antusias mengantri di depan ATM yang telah dipasang di sekolahnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkut Pemain Bola, Bus Terbakar di Tol
Redaktur : Tim Redaksi