jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP PPP, Fernita Darwis mengatakan kebebasan pers yang saat ini dinikmati rakyat Indonesia adalah buah perjuangan para reformis. Berkat kebebasan pers juga menurut Fernita, terjadi perubahan stigma di bidang media hingga negara ini dikelola secara lebih transparan yang menjadi syarat utama demokrasi.
"Bahkan, media amat berperan dalam membesarkan para tokoh dengan pencitraan yang dipublikasikan seperti yang dilakukan untuk membesarkan dan mempopulerkan Joko Widodo yang tadinya tidak dikenal, namun karena publikasi besar-besaran menjadi seseorang yang amat terkenal, meski minim prestasi dan kini menjadi presiden," kata Fernita Darwis, Kamis (8/1).
BACA JUGA: Jaksa KPK Tanya Hubungan Khusus Romi Herton-Liza Sako, Pengunjung Teriak
Melihat peran media yang telah membesarkan Jokowi lanjut Fernita, menjadi sangat aneh saat Jokowi menyatakan tengah memata-matai media massa.
"Mestinya, intelijen negara digunakan untuk mewaspadai musuh. Kalau kini Jokowi menginteli media, apakah itu satu tanda bahwa Jokowi menganggap media sebagai musuh yang harus dimata-matai karena bisa mengakibatkan instabilitas negara?," tanya Fernita.
BACA JUGA: DPR Ingatkan Jokowi tak Mengekang Kebebasan Pers Lewat BIN
Menurut Fernita, saat ini Jokowi sudah menganggap partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) sebagai musuh.
"Kalau sekarang menganggap media kritis sebagai musuh juga yang bisa mengancam, maka bisa saja ke depanya partai politik dan media di bubarkan karena mengganggu jalannya pemerintahan," kata dia.
BACA JUGA: Kubu Agung Merasa Sudah Satu Visi Dengan Akbar Tanjung
Seandainya ini terjadi lanjut Fernita, bagaimana ketatanegaraan bisa berjalan jika sistem yang mendasar diatur dalam UUD 45 di porak-poranda dan dianggap hal biasa tidak lagi mengacu UUD 45.
Terakhir Fernita mengingatkan, partai politik dan media adalah dua pilar demokrasi. "Itu karya besar Bapak Empat Pilar, yakni Bapak Taufiq Kiemas," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Cerita Mistis Proses Evakuasi Korban AirAsia QZ8501
Redaktur : Tim Redaksi