Jokowi dan Prabowo Bakal Tampil Lebih Autentik pada Debat Kedua

Rabu, 13 Februari 2019 – 20:10 WIB
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengemukakan debat kedua yang dilakukan tanggal 17 Februari mendatang ditunggu publik. Pasalnya, publik ingin melihat calon yang menyampaikan pandangan, ide dan solusi yang orisinal dan autentik. Hal itu karena tidak ada lagi pembagian kisi-kisi pertanyaan sebelum debat.

“Hal yang membedakan debat besok dengan sebelumnya adalah publik bisa melihat kedua calon presiden lebih otentik dengan gagasan-gagasan yang disampaikan karena tidak lagi mengandalkan kisi-kisi,” kata Hendri dalam diskusi bertema "Menuju Debat 2, Siapa Makin Kinclong" di Jakarta, Rabu (13/2).

BACA JUGA: Konon Prabowo Negarawan, Tak Akan Serang Pribadi Jokowi di Debat

Ia menjelaskan aspek autentik calon membantu masyarakat menilai siapa dari dua calon yang betul-betul punya gagasan orisinal, bukan hafalan seperti kamus berjalan. Jika dibandingkan dengan debat pertama, publik tidak mendapat banyak manfaat karena kedua calon menyampaikan jawaban yang sudah dihafal dan sangat mungkin disiapkan oleh Tim Sukses.

"Kita berharap ada sesuatu yang baru yang beda dengan debat sebelumnya," tegas Hendri.

BACA JUGA: Kubu Prabowo Yakin Unggul 9 Persen Atas Jokowi

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) dari pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, Taufik Basari mengemukakan jagonya sangat siap menghadapi debat. Pasalnya, tema debat berupa infrastruktur dan energi adalah sebagai program unggulan Jokowi selama ini.

"Bukti nyata pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Jokowi sudah terlihat. Jalan tol, pelabuhan, bandara, jembatan dan sebagainya sudah banyak sekali dibangun pak Jokowi," kata Taufik.

BACA JUGA: Strong Voters Jokowi Belum Aman

Dia berharap debat nanti berbicara berdasarkan data. Debat juga harus ada solusi yang ditawarkan sehingga tidak hanya kampanye agitasi.

Sementara juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Faldo Maldini mengkritik pembangunan infrastruktruk di era Jokowi.

Dia melihat pembangunan lebih berorentasi untuk kepentingan kapitalis atau pemilik modal. Pembangunan tidak memikirkan efeknya bagi masyarakat kecil.

Dia memberi contoh pembangunan tol Trans Jawa yang akhirnya menyingkirkan ribuan Usaha Kecil dan Mikro (UKM) di sepanjang jalur Pantura. Akibat kehadiran jalan tol, banyak pedangan kecil yang tutup karena tidak ada pelanggan. Hal itu karena penguna kendaraan lebih banyak memakai tol daripada jalan arteri.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Suruh Prabowo Lapor ke KPK dan Bawa Bukti-bukti


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler