jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya menjadi calon presiden wacana. Pasalnya, mereka masih tergantung pada dukungan tokoh atau partai di luarnya.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby menyatakan, elektabitas Prabowo tidak didukung dengan elektabilitas partai. Dalam sejumlah survei yang dilakukan LSI, elektabilitas Partai Gerindra masih di bawah 10 persen.
BACA JUGA: Mantan Ketum Partai Demokrat Bantah Diculik BIN
"Elektabilitas Prabowo belum mampu dikonversikan menjadi elektabilitas partai," kata Adjie saat memaparkan hasil survei bertajuk "Indeks Capres Pemilu 2014 : Capres Rill Versus Capres Wacana" di kantor LSI, Jakarta, Minggu (20/10).
Ia menjelaskan, jika mengacu pada pengalaman Pemilu 2009, kehendak kuat Prabowo untuk bertarung dalam Pilpres 2014 akhirnya sirna. "Dalam Pemilu 2009, syarat pencapresan adalah 25 persen suara pemilu atau 20 persen kursi DPR. Syarat pencapresan 2014 masih tetap sama," ujar Adjie.
BACA JUGA: Golkar, PDIP, dan Demokrat Kuasai Pemilu 2014
Sedangkan, Adjie menuturkan, Jokowi menjadi capres wacana karena maju tidaknya mantan Wali Kota Solo itu dalam bursa capres 2014 sangat tergantung pada keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Selain itu, Adjie menambahkan, masih ada perbedaan di internal PDIP perihal maju tidaknya Jokowi dalam Pilpres 2014. "Ada kelompok yang menginginkan Jokowi maju sebagai capres karena elektabilitasnya tinggi. Namun ada kelompok lain yang masih tetap menginginkan Megawati sebagai capres," katanya. (gil/jpnn)
BACA JUGA: Keluhkan SBY-Boediono yang Rajin Impor Pangan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecewa karena Banyak Menteri Berwajah Ganda
Redaktur : Tim Redaksi