jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta yang juga Capres PDI Perjuangan, Joko Widodo yang 'membela' kebijakan mantan presiden sekaligus ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri karena menjual aset negara dengan alasan APBN saat itu sedang defisit, dikecam banyak pihak.
Salah satunya datang dari guru besar ekonomi Universitas Indonesia (UI), Taufik Bahauddin. Menurut Taufik dirinya pernah berdiskusi dengan seorang pakar ekonomi mengenai kebijakan penjualan Indosat yang dilakukan Megawati. Menurut pakar tersebut tidak apa-apa aset dijual asal untuk kepentingan rakyat.
BACA JUGA: Kader Demokrat Tangsel Doa Bersama Untuk SBY
Taufik menuturkan dirinya tentu punya argumen yang berbeda. Karena menurutnya argumen yang dikatakan pakar tersebut berseberangan dengan semangat nasionalis yang selama ini dikoar-koarkan oleh PDIP.
"Hampir saya jawab, 'kenapa Republik Indonesia ini tidak dikontrakkan saja? Yang penting rakyat perutnya kenyang'. Jadi PDIP melakukan sesuatu yang bersebrangan dengan nasionalisme," kata Taufik melalui pesan singkatnya kepada Rakyat Merdeka Online (JPNN Group) Minggu (30/3).
BACA JUGA: Dahlan Puji Akting Para Direksi BUMN di Ketoprak Tokoh BUMN
Sebelumnya, saat berkampanye di Cisarua Bogor, Jokowi mengatakan perlu dilihat konteks pada saat Megawati masih menjabat sebagai presiden. Ia mengungkapkan menjual aset negara, salah satunya Indosat, untuk menutupi APBN yang minus.
"Dilihat konteks saat itu, bukan sekarang. Konteks itu ada APBN yang harus ditutup. Jangan lihat saat yang semangat sulit terus mencari jalan keluar," kata Jokowi. (rus/jpnn)
BACA JUGA: Bang Nara: Jokowi Tepati Janjimu, Jangan Sampai Allah Murka
BACA ARTIKEL LAINNYA... Melani: Demokrat Selalu Mengedepankan Pluralisme
Redaktur : Tim Redaksi