Jokowi Didesak Tunda Penetapan Dirut Pertamina

Jumat, 28 November 2014 – 12:43 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta menunda penetapan Direktur Utama (dirut) Pertamina yang rencananya bakal diumumkan sore ini (28/11). Menurut beberapa pihak, tiga kandidat yang lolos penyaringan oleh Kementerian BUMN dinilai tidak layak.

Hal ini disampaikan Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Ugan Gandar saat dihubungi, Jumat (28/11). Menurutnya, jika dipaksakan para pekerja khawatir direktur yang terpilih justru membawa Pertamina ke keterpurukan.

BACA JUGA: Pengumuman Dirut Pertamina Diundur, Ada Apa Ya?

"Kami, pekerja minta ini ditunda, Presiden bisa bertindak. Jangan terburu-buru silahkan evaluasi sebelum kejadian. Kami-kami ini sudah bekerja puluhan tahun, kami tahu bagaimana perilaku direksi," kata Ugan.

Dikatakannya, ketiga calon yang ada semuanya berasal dari kalangan eksternal. Karena itu, siapapun yang terpilih dipastikan bakal mengalami kesulitan menghadapi kompleksnya persoalan Pertamina.

BACA JUGA: Harapkan Kepala BKPM Perbaiki Sistem Investasi

Apalagi, tambahnya, Pertamina bukanlah perusahaan dengan orientasi bisnis semata. Perusahaan milik negara itu berkaitan langsung dengan ketahanan energi nasional dan bahkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

"Apakah orang-orang itu sanggup mengatakan tidak pada intervensi, pada korupsi, pada privatisasi. Apalagi misalnya Pak Dwi (Dwi Sutjipto), dia kan ahli privatisasi, bagaimana dia memperlakukan Semen Tonasa ke Meksiko. Apakah ini yang akan dilakukan di Pertamina?" Paparnya.

BACA JUGA: RI Produsen Tuna Terbesar Dunia

Keberadaan ketiga kandidat yang semuanya berasal dari eksternal, lanjutnya, juga menunjukan ketidakpercayaan pemerintah pada internal Pertamina. Menurutnya, sikap tersebut merupakan pelecehan terhadap pekerja Pertamina yang selama ini telah bekerja keras membangun perusahaan sekaligus memperjuangkan kedaulatan energi nasional.

Ugan juga menyoroti proses seleksi oleh Kementerian BUMN yang sangat tertutup. Menurutnya, sikap kementerian yang dipimpin Rini Soemarno itu sangat bertentangan dengan komitmen Presiden Joko Widodo membangun transparansi  dan memberantas mafia di sektor migas.

"Katanya kita mau bicara transparan. Kalau begini, ini pembodohan, suara kami tidak pernah didengarkan," tegasnya.

Karena itu, Ugan berharap Presiden mau membuka mata dan mendengarkan aspirasi pekerja. "Kalau tetap terjadi, bukan mustahil perusahaan ke depan menjadi tidak kondusif. Apakah ini yang diharapkan? Saya pikir presiden tidak mengharapkan demikian, presiden tentu tidak ingin pertamina ke depan hancur," pungkasnya.

Seperti diketahui, kandidat dirut Pertamina sudah mengerucut jadi tiga nama. Mereka adalah, Budi Gunadi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Dwi Sutjipto (Dirut Semen Indonesia) dan Rinaldi Firmansyah (mantan Dirut Telkom).

Kabarnya, Menteri BUMN Rini Soemarno akan mengumumkan nama dirut baru sore ini. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lion Borong ATR, Perdana Menteri Italia: Ini Penting Bagi Kami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler