Jokowi Diminta Perkuat Sistem Presidentil

Senin, 01 September 2014 – 18:48 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Zainut Tauhid mengatakan popularitas yang dimiliki oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) sesungguhnya bisa lebih memperkuat sistem presidentil.

Tapi karena partai politik dan koalisi pendukung menuntut ketaatan terhadap dua lembaga (patuh kepada kelembagaan presiden dan juga kepada partai politik), upaya untuk menjalankan sistem presidentil menurut Zainut Tauhid dengan sendirinya akan terganggu.

BACA JUGA: Ini Alasan Kapolri Promosikan Kapolda Metro Jaya

"Kekuatan individu SBY sebagai presiden lebih menonjolkan dibanding kekuatan partainya. Begitu juga Jokowi, kekuatan dia melebihi kekuatan PDIP dan koalisinya. Tapi karena etika politik yang belum dibangun secara dewasa, kekuatan tersebut menjadi lemah karena sebagai presiden juga dituntut untuk patuh kepada partai politik," kata Zainut Tauhid, dalam Dialog Pilar Negera, "Presidensil antara Teori dan Praktek", di komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (1/9).

Praktik penegakan sistem presidentil lanjutnya, semakin lemah ketika koalisi oposisi di DPR menampilkan sikapnya yang asal berbeda dengan pemerintah. "Partai penyeimbang di DPR lebih menampilkan asal beda. Ini tidak baik juga bagi sistem presidentil kabinet," tegasnya.

BACA JUGA: Nazaruddin Ingin Bangun Kerajaan Bisnis agar Jadi Bendum Abadi Demokrat

Jadi kata Sekretaris Fraksi PPP MPR itu, konstitusi saja ternyata tidak cukup kuat mendorong praktik sistem presidentil. "Kedewasaan partai politik dalam sistem ketatanegaraan kita mungkin jauh lebih menentukan," pungkasnya. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Prediksi, Pembentukan Pansus Pilpres tak Mulus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hakim tak Cabut Hak Politik Ratu Atut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler