Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan bahwa dalam setiap pilkada, kampanye hitam pasti terjadi. Dia menegaskan, pihaknya sudah mengantisipasi kampanye hitam tersebut sejak awal. "Itu sudah diantisipasi. Tapi kita tidak pasrah oleh sesuatu yang dianggap lazim," kata Muzani, Rabu (9/5).
Seperti diketahui, diduga bentuk kampanye negatif yang berjudul "Tolak Jokowi" yang mengumbar beberapa kegagalan Jokowi saat memimpin Kota Surakarta, Jawa Tengah, tersebar di beberapa wilayah di Jakarta belakangan ini. Bahkan, bentrok yang terjadi di Solo pekan lalu, juga disinyalir PDI Perjuangan sebagai upaya untuk memojokkan Jokowi.
Muzani menjelaskan, sudah meminta tim sukses pasangan Jokowi-Ahok untuk bisa menjelaskan permasalahan yang sebenarnya.
Karena, dia meyakini, sesuatu yang diumbar oleh orang tak jelas untuk memojokkan pasangan Jokowi-Ahok, pasti menghasilkan sesuatu yang tidak jelas pula kebenarannya. Tapi, menurutnya, kalau hal-hal tidak jelas yang memojokkan pasangan Jokowi-Ahok ini dungkap keseringan, maka itu bisa dianggap sebagai kebenaran. Hal itulah yang tidak diinginkan oleh pihaknya. "Kami minta tim sukses kerja keras, dan yang penting calon juga kerja keras," katanya.
Di sisi lain, Muzani juga membantah adanya isu yang menyatakan Gerindra mencabut dukungan ke pasangan Jokowi-Ahok.
Dia menjelaskan, sampai sekarang tetap mendapat laporan rutin dari Ketua DPD Gerindra DKI bahwa agenda Jokowi-Ahok sangat padat.
Bahkan, menurutnya, belum semua direalisasikan pengurus karena keterbatasan waktu. Itu artinya pasangan Jokowi-Ahok tetap terus berjuang merebut hati rakyat.
"Jadi tidak benar (Gerindra mencabut dukungan). Saya kira itu," kata Muzani. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selidiki Black Campaign, Panwaslu Sarankan Calon Lapor Polisi
Redaktur : Tim Redaksi