jpnn.com - JAKARTA -- Presiden Joko Widodo belum mengambil keputusan siapa pengganti Archandra Tahar sebagai menteri ESDM. Malah sekarang muncul wacana Archandra akan diangkat lagi sebagai menteri ESDM.
Koordinator Konsorsium untuk Transparansi Informasi Publik (KUTIP) Hans Suta Widhya mengingatkan jika benar hal itu terjadi maka sangat berbahaya.
BACA JUGA: Polri Didesak Usut Dalang Penyanderaan Anak Buah Menteri Siti Nurbaya
Menurut dia, jika Archandra diangkat lagi sebagai menteri, maka akan merusak kredibilitas Jokowi.
"Saya menduga gerakan ini adalah jebakan berbahaya bagi Presiden Jokowi. Kalau ini terjadi, Jokowi bisa habis kredibilitasnya," kata Hans di Jakarta, Senin (5/9).
BACA JUGA: Revisi Biaya Interkoneksi Sarat Kejanggalan, ORI Harus Turun Tangan
Hans mengatakan, Jokowi sudah kecolongan dengan jebakan pertama yang menimbulkan kegaduhan cukup panjang dan turunnya indeks kepercayaan publik terhadap pemerintah.
"Untung Jokowi merespon cepat soal ini dengan mencopot menteri yang berkewarganegaraan ganda sehingga kepercayaan publik pulih kembali," katanya.
BACA JUGA: Pimpinan MPR Serukan Jihad Lawan Narkoba
Hans mewanti-wanti hal ini agar Jokowi tidak kecolongan untuk yang kedua kalinya. "Beliau harus waspada dengan jebakan kedua ini."
Sebab, Hans melihat ada gerakan yang mewacanakan bahwa Archandra bisa menjadi Menteri ESDM asalkan sudah memilih Indonesia kembali sebagai tanah airnya.
Padahal, kata dia, banyak orang-orang yang lebih hebat dari Archandra. Banyak pula yang lebih paham ESDM dan finansial.
"Makanya saya kok curiga, jangan-jangan gerakan mewacanakan Archandra masuk ke kabinet lagi hanya untuk merusak reputasi Jokowi," katanya.
Menurut Hans, sebaiknya Jokowi secara independen memilih sendiri Menteri ESDM yang jauh lebih kompeten lebih nasionalis, lebih cinta Indonesia dan tidak menjadi beban politik bagi bangsa. "Apalagi, tokoh seperti ini banyak juga," ujar Hans.
Hans mencurigai adanya kekuatan politik kepentingan yang dahsyat di balik wacana mengangkat kembali Archandra.
Sekali lagi Hans mengingatkan Jokowi untuk berhati-hati agar tidak terperosok ke dalam lubang yang sama. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Interkoneksi Persoalan Sederhana, tak Perlu Libatkan KPK
Redaktur : Tim Redaksi