jpnn.com - jpnn.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengomentari polemik tentang Presiden Joko Widodo yang menjadi imam salat asar di Masjid Alfatah, Ambon pada Jumat lalu (24/2).
Menurut Din, justru dirinya yang mempersilakan presiden yang beken dipanggil dengan nama Jokowi itu menjadi imam. Saat itu sehabis salat Jumat dan Jokowi hendak menjamak salat asar sekalian.
BACA JUGA: Jokowi Ditunjuk jadi Imam Salat, Pengurus MUI Keberatan
Din mengatakan, mestinya Presiden Jokowi jadi imam salat tak perlu dipermasalahkan. Mantan ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu bahkan menyebut Jokowi memang pantas menjadi imam salat.
“Mohon tdk usah dipermasalahkan. Semula Pak Jokowi meminta saya, namun saya mendorong beliau jadi imam krn saya tahu beliau pantas utk itu,” ujar Din melalui akun @OpiniDin di Twitter.
BACA JUGA: MUI: Bachtiar Nasir Harus Jelaskan Penggunaan Dana Umat
Saat itu ada sejumlah pejabat tinggi yang menjadi makmum. Antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saidfuddin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Namun, pengurus MUI Pusat Anton T Digdoyo justru mempertanyakan alasan menunjuk Jokowi jadi imam salat. Dalam penilaian Anton, mantan gubernur DKI itu tidak fasih dalam membaca Alquran.
BACA JUGA: Menurut Wantim MUI, 2 Hal Ini jadi Ancaman Bangsa
"Saya pernah lihat Jokowi jadi imam salat. Bukan hanya bacaannya kacau, tapi juga gerakan-gerakan salatnya, tuma’ninah-nya, iktidalnya pun masih kacau. Maka saya heran kok dia jadi imam salat padahal di situ ada banyak ulama seperti Pak Din, Menag," ujar Anton.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sori, Tim Pengacara Ahok Ogah Bertanya ke Ahli dari MUI
Redaktur & Reporter : Antoni