jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menjadi andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian BUMN.
Sejak awal ditunjuk jadi orang nomor satu di Kementerian BUMN, Erick langsung diberi tugas membersihkan semua perusahaan pelat merah dari korupsi.
BACA JUGA: Hasil Survei: Elektabilitas Erick Thohir Nomor 1 di Bursa Cawapres
Menurut Erick, Presiden Jokowi merasa banyak BUMN yang merugi dan menjadi beban negara akibat praktik korupsi yang marak.
"Dalam perjalanannya memang terus Pak Jokowi meminta saya untuk masuk kabinet, khususnya membenahi BUMN yang beliau merasa sangat korup," ujar Erick Thohir dalam acara Young On Top National Conference (YOTNC) 2023, Sabtu (15/07).
BACA JUGA: LSI: Erick Thohir Merajai Bursa Cawapres karena Faktor Jokowi dan Sepak Bola
Terkait tugas itu, Erick Thohir meminta jaminan kepada Jokowi bahwa upaya 'bersih-bersih BUMN' yang akan dilakukannya memang mendapatkan dukungan.
Karena untuk menjalankan tugas tersebut pasti akan menemukan resistensi yang sangat kuat dari berbagai pihak khususnya para oknum yang sudah lama ‘bermain’ di dalam perusahaan BUMN.
BACA JUGA: Duet Ganjar-Erick Posisi Pertama versi Survei LSI
"Jadi saya bilang, 'Pak tapi saya di-support enggak?' Karena kalau kita melakukan suatu pembersihan-pembersihan tanpa dukungan orang nomor 1 di Indonesia, impossible. Di situ beliau (Jokowi) punya komitmen," kata Erick Thohir.
Permintaannya untuk mendapat dukungan pun disambut Jokowi. Erick Thohir menyatakan mendapat sejumlah fasilitas yang berbeda dari kementerian lainnya sebagai dukungan untuk melakukan program tranformasi di tubuh BUMN.
Fasilitas ini diantaranya adalah mendapatkan dua wakil menteri di Kementerian BUMN. Terdiri dari Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo.
"Enggak ada menteri lain yang wamen-nya dua," imbuh dia.
Selain itu, Erick Thohir mengatakan Presiden Jokowi selalu merespons cepat ketika adanya temuan indikasi korupsi, yang kemudian segera ditindaklanjuti bersama dengan Kejaksaan Agung.
Terbukti, sejauh ini, Ketum PSSI tersebut bersama Kejaksaan Agung sudah berkali-kali membongkar penyelewengan di perusahaan negara.
Kasus-kasus itu di antaranya adalah korupsi Jiwasraya, Asabri, Garuda Indonesia, Waskita Beton Precast dan Pelindo.
"Ketika saya juga waktu itu menyampaikan, 'Pak ini ada indikasi korupsi', Jaksa Agung langsung nyari saya. Itulah yang saya rasa, value yang Bapak Presiden berikan kepada saya. Nah ini yang saya rasa saya berusaha yang terbaik dan mudah-mudahan masih baik," pungkas Erick Thohir. (dil/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif