Jokowi: Jangan Sampai Ada Lagi Politik SARA, Setop!

Sabtu, 25 Januari 2020 – 17:39 WIB
Presiden Joko Widodo dan Oesman Sapta Odang saat Rapimnas Hanura di Bali. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pilkada Serentak 2020 akan digelar di 270 daerah di Indonesia. Sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota akan memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara serentak.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menitip pesan untuk menjaga Pilkada Serentak di 270 daerah itu berjalan aman, damai, bermartabat, dan demokratis.

BACA JUGA: Sembilan Tahun Buron, Pembunuh Satu Keluarga Ini Akhirnya Ditangkap di Asahan

"Jangan sampai lagi ada politik SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Setop. Tidak ada itu," kata Jokowi saat pidato pengukuhan pengurus DPP Partai Hanura masa bakti 2019-2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1) malam.

Presiden mengingatkaN supaya jangan lagi ada hoaks, ujaran kebencian, saling fitnah, dan hujat menghujat. "Saya yakin ini bisa dimotori Partai Hanura," tegasnya.

BACA JUGA: Pria Paruh Baya Begituan di Mobil, Pejalan Kaki: Kirain Mau Numpang Tanya, Ternyata Mau Pamer Anunya

Ia menegaskan bahwa situasi yang kondusif itu sekarang ini sangat diperlukan sekali. Stabilitas poltik dan keamanan sangat dibutuhkan oleh negara mana pun termasuk Indonesia, dalam rangka membangun negeri ini.

Sebab, ujar Jokowi, Indonesia masih memilik pekerjaan dan agenda besar yang harus diselesaikan dengan cepat.

BACA JUGA: Jokowi Baru Tahu Kalau OSO Seperti Itu, Semua pun Tertawa

Ia melanjutkan pemerintah juga telah ajukan rancangan undang-undang omnibus law atau amendemen sejumlah UU menjadi satu UU ke DPR. "Yang satu baru omnibus law untuk perpajakan. Pekan depan omnibus untuk cipta lapangan kerja," katanya.

Menurut dia, UU itu dalam rangka persaingan kompetisi Indonesia dengan negara lain agar lebih fleksibel, lincah dan kompetitif dalam hal apa pun.

Sebab, Jokowi menegaskan, sekarang ini dan ke depan bukan negara kaya mengalahkan negara miskin. Bukan negara besar mengalahkan negara kecil, tetapi negara yang cepat mengalahkan negara yang lambat.

"Dan kita ingin menjadi negara yang cepat. Sekarang ke depan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat," ungkapnya. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler