Jokowi-JK Harus Tuntaskan Masalah Kemiskinan

Sabtu, 11 Oktober 2014 – 00:56 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid menegaskan, setidaknya ada empat "pekerjaan rumah" bangsa Indonesia pascareformasi yang harus diselesaikan. Salah satu dan yang pertama ada soal kemiskinan.

"Maka dari itu,  kita titipkan ke Jokowi-JK untuk dapat mengetaskan masalah kemiskinan ini," kata Nusron, saat pembukaan Konferensi Besar XIX GP Ansor dan Peluncuran Buku Keuangan Inklusif-Membongkar Hegemoni Keuangan, karya Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, di Jakarta, Jumat (10/10) malam.

BACA JUGA: Sehari, 10 Pasien Baru Kanker Serviks

Nusron memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik masih ada sekitar 29 juta rakyat miskin, dan 40 juta lebih yang hampir miskin.

Artinya, kata Nusron, secara keseluruhan ada sekitar 70 juta yang masuk kategori miskin dan hampir miskin.

BACA JUGA: Visi Jokowi Ternyata Klop dengan KMP

Nusron bersama GP Ansor bertekad untuk membantu pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, mengentaskan kemiskinan itu. Nusron mendorong pemerintahan Jokowi-JK nanti mengaplikasikan keuangan inklusif dalam mengelola keuangan. Sehingga tidak ada hambatan bagi rakyat tak berkembang karena alasan kesulitan modal.

"Kita berkomitmen nanti bersama pemrintahan Jokowi-JK akan ikut terlibat dalam pengentasan kemiskinan," kata dia.

BACA JUGA: Inilah Enam Pemda di Riau yang Dinilai Bandel

Nusron melanjutkan, hambatan kedua adalah ancaman terhadap pluralisme. Menurut dia, saat ini muncul suatu gerakan radikal yang cenderung mempertentangkan keislaman dan ke-Indonesiaan.

"Kita dalah orang Indonesia yang beragama Islam, artinya nilai keislaman kita menyatu secara utuh dengan keIndonesiaan kita," ungkap Anggota DPR Fraksi Partai Golkar yang lantang mendukung Jokowi-JK ini.

Nusron pun menyebut hambatan ketiga adalah masalah korupsi. Karenanya, kata Nusron, GP Ansor mendorong pemerintahan Jokowi-JK bersama Komisi Pemberantasan Korupsi, memberangus korupsi tanpa pandang bulu.

Sedangkan hambatan keempat, Nusron melanjutkan, yakni ancaman hegemoni legislatif yang seolah tidak mau memberikan ruang bagi ekskutif. Karenanya, Nusron memandang perlu melakukan kontrol agar tidak terjadi tirani mayoritas dan dominasi legislatif atas pemerintahan ke depan. 

Sedangkan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla menyatakan kemiskinan di Indonesia masih banyak dialami umat Islam. Menurut JK, dari 100 orang miskin bisa dipastikan 90-nya adalah adalah umat Islam. Namun sebaliknya, dari 100 orang kaya, dapat dipastikan orang Islam hanya ada 10 orang.

"Dari 100 orang miskin di Indonesia itu 90 umat Islam, dan saya yakin 60 persen dari 90 itu NU," papar JK dalam sambutannya.

JK menilai  pembangunan ekonomi saat ini belum dinikmati semua masyarkat. Menurutnya, hal ini bisa dilihat dari gini rasio Indonesia yang semakin tinggi. “Rasio yang sudah meningkat tinggi menggambarkan banyak hal yang harus diperbaiki," katanya.

Dalam kesempatan ini, hadir pula Wakil Ketua MPR yang juga pengusaha nasional asal Kalimantan Barat, Oesman Sapta Oedang, Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan dan sejumlah tokoh dari dunia ekonomi Indonesia. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Anggap Wajar Pertemuan Jokowi dengan Ketua DPR dan MPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler