Bisnis Kayu Jokowi Kalah Saing Lawan Markobar Gibran

Selasa, 19 Desember 2017 – 08:15 WIB
Presiden Joko Widodo dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka. Foto: M Fathra Nazrul/JPNN.Com

jpnn.com, BANDUNG - Presiden Joko Widodo berbagi pengalamannya menjadi seorang wirausaha dalam forum 'Entrepreneurs Wanted' di Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung (ITB), Provinsi Jawa Barat.

Sebagai seorang wirausaha sukses yang sudah menjalani usaha selama 27 tahun, mantan wali kota Surakarta sedikit banyak mengetahui dengan pasti seluk-beluk dalam berwirausaha.

BACA JUGA: Ini Bukti Presiden Jokowi Tak Alergi Dengan Islam

Dia pun tak segan menceritakan pengalamannya kepada ribuan generasi muda (milenial) yang hadir.

BACA JUGA: Airlangga Dicopot dari Jabatan Menteri? Ini Jawaban Jokowi

"Saya tahu betul bagaimana cari modal usaha di awal-awal, kemudian kepalang keliling cari pembeli, perizinan yang rumit, mengisi SPT pajak, mengurus karyawan, membeli alat produksi," ungkap Presiden yang akrab disapa Jokowi.

Pada kesempatan itu dia mengajak para milenial untuk berinovasi mencari peluang usaha dengan cara-cara yang baru dan berbeda.

BACA JUGA: Gibran Rakabuming Tanpa Pengawalan, Kena Delay, Kehujanan

Apalagi menurut data World Bank, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 3,3 persen.

Angka tersebut kalah dibanding Singapura (7 persen), Malaysia (5 persen) dan Thailand (4,5 persen).

"Ke depan digital economy memberikan kesempatan ke anak muda. Lima tahun ke depan ada peluang USD 130 miliar di negara kita," jelas mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Dia pun mengapresiasi sejumlah wirausaha muda Tanah Air yang telah sukses memulai usaha dan memiliki brand value bernilai miliaran rupiah.

Tak terkecuali putra kandungnya, Gibran Rakabuming Raka yang berhasil menyalir brand value usaha miliknya.

"Baru lima tahun brand value pabrik kayu yang saya miliki dengan martabak Markobar yang Gibran miliki, lebih besar Gibran lima kali lipat," ucap suami Iriana ini.

Karenanya dia berpesan agar para milenial berani mengubah paradigma dan pantang menyerah dalam memulai usaha.

Salah satunya dengan memanfaatkan kebebasan interaksi dan ekspresi tanpa batas dengan speed yang tinggi yang ada saat ini untuk terus belajar dan berusaha di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun.

"Yang paling penting mengubah paradigma, setelah kuliah mau apa jangan sampai semua mau jadi pegawai. Jadilah entrepreneur sebagai pilihan, bukan keterpaksaan," tambahnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Setetes Darah Bisa Selamatkan Orang Lain


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler