jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal kesimpangsiuran pernyataan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, terkait posisi politikus PDI Perjuangan Harun Masiku yang menjadi tersangka suap di KPK.
Hal ini terkait pernyataan Yasonna pada 16 Januari 2020, yang menyebut Harun Masiku belum kembali ke Indonesia sejak berangkat ke luar negeri tanggal 6 Januari. Faktanya yang belakangan dikonfirmasi pihak Imigrasi, caleg PDI Perjuangan asal Sumatera Selatan itu sudah kembali ke tanah air pada 7 Januari.
BACA JUGA: Ini Bendungan Ciawi, Proyek Gagasan Jokowi saat Menjabat Gubernur DKI
Artinya, Harun ada di Indonesia sehari sebelum tim KPK melakukan OTT kepada eks komisioner KPU Wahyu Setiawan, yang diduga menerima duit suap dari Harun terkait penetapannya sebagai PAW (Pengganti Antar Waktu) anggota DPR RI.
Terkait kesimpangsiuran informasi itu, Jokowi berpesan agar para menterinya berhati-hati. "Saya hanya ingin, saya hanya pesan, titip kepada semua menteri, semua pejabat kalau membuat statement itu hati-hati," katanya kepada wartawan usai acara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/1).
BACA JUGA: Menteri Yasonna Ancam Anak Buahnya
"Terutama yang berkaitan dengan angka-angka, terutama yang berkaitan dengan data, terutama yang berkaitan dengan informasi. Hati-hati, hati-hati. Jangan sampai informasi dari bawah langsung diterima tanpa kroscek terlebih dulu," lanjut suami Iriana itu.
Ketika ditanya apakah informasi yang dia peroleh hanya sekadar miskomunikasi atau ada hal lain, Presiden ketujuh RI itu mengaku belum mengetahuinya.
"Saya tidak tahu. Tetapi yang jelas untuk semuanya harus hati-hati dalam membuat pernyataan. Apalagi yang berkaitan dengan hukum, hati-hati," tandas mantan gubernur DKI Jakarta itu. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam