jpnn.com, MINAHASA UTARA - Presiden Jokowi menyampaikan bahwa bangsa ini memiliki sejumlah keunggulan dan kekuatan yang patut kita banggakan. Namun demikian, ada tantangan besar yang harus dihadapi dengan optimisme, kebanggaan, dan produktivitas.
"Jangan sampai ada yang mengecilkan arti negara ini, apalagi pesimistis. Enggak, kita harus optimistis. Negara ini memerlukan perjalanan besar lewat tahapan-tahapan besar untuk menjadi negara maju. Negara besar pasti tantangannya juga besar," kata Jokowi.
BACA JUGA: Mobil Presiden Jokowi Dicegat Warga di Tengah Jalan
Hal itu disampaikannya dalam acara silaturahmi dengan para peserta Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) X dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), di Hotel Sutan Raja, Minahasa Utara, Minggu (31/3).
Saat itu, Presiden ketujuh RI tersebut kembali mengingatkan bahwa negara ini sesungguhnya memiliki banyak kekuatan yang menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara besar.
BACA JUGA: Pak Jokowi Harus Tahu, Lahan Tol Balsam Belum Beres
"Bangsa ini bangsa besar. Penduduk kita juga besar. Ekonomi kita, PDB kita, juga besar. GDP kita itu 45 persen dari GDP seluruh 10 negara ASEAN. Ini negara besar. Jangan kita lupa. Kita harus bangga terhadap negara ini," tuturnya.
BACA JUGA: Mobil Presiden Jokowi Dicegat Warga di Tengah Jalan
BACA JUGA: Usai Keliling Berkampanye, Jokowi Sebut Masyarakat Masih Butuh Infrastruktur
Saat ini Indonesia dan juga banyak negara lain bersiap menghadapi perubahan global seiring revolusi industri baru yang sudah di depan mata. Hal itu menurut Jokowi, merupakan tantangan yang harus direspons dengan cepat.
BACA JUGA: KPK Kantongi Identitas Para Pemberi Uang ke Bowo, Siap – siap Saja
"Hati-hati dengan perubahan-perubahan ini. Bagaimana kita cepat menyikapi tanpa kehilangan karakter, kepribadian, dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Kita tidak bisa lagi mencegah. Tidak bisa lagi kita menghambat," tambahnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anda Honorer K2 Ingin Bertemu Jokowi di Silatnas? Siapkan Rp 20 Ribu
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam