Jokowi: Kita Sedang Berproses Menuju Ketahanan Pangan

Selasa, 19 Maret 2019 – 22:50 WIB
Presiden Jokowi saat membuka Rakornas HKTI di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (19/3). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahannya dalam empat tahun terakhir, salah satunya bertujuan untuk mendukung pertanian dan perkebunan di banyak wilayah.

Demikian disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi dan Diskusi Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (19/3).

BACA JUGA: Ungkap Hasil Survei, Jokowi Puji Partai Perindo dan Hary Tanoe

Menurutnya, pemanfaatan hasil pembangunan tersebut membutuhkan proses yang tidak instan.

"Jadi kalau orang menginginkan langsung bisa swasembada, bisa langsung ketahanan kita meloncat naik, enggak akan mungkin seperti itu. Perlu proses, perlu tahapan-tahapan," kata Jokowi.

BACA JUGA: Sebegini Nilai Investasi untuk Bangun Transportasi Terintegrasi di Jabodetabek

Dia mengingat betul upaya yang dilakukan jajaran pemerintah untuk menjaga stabilitas harga jagung yang cukup membutuhkan waktu. Bahkan, Jokowi sempat menerima banyak keluhan para petani terkait hal tersebut di masa awal pemerintahan.

"Saya baru dilantik dua bulan sudah dimarahi para petani. Ya enggak apa. Pak, gimana bapak sebagai presiden? Jagung jatuh harganya di Rp 1.400-1.600 di sini. Kita produksi itu Rp 1.800. Jagungnya gede-gede, tapi kita rugi," ungkapnya.

BACA JUGA: Undangan buat Kades agar Hadir ke GBK Bayar Rp 3 Juta untuk Silaturahmi dengan Jokowi

Melalui sejumlah penelusuran, diketahui bahwa pada 2014, Indonesia membuka keran impor bagi komoditas jagung hingga mencapai 3,6 juta ton. Hal itulah yang membuat harga jagung di tingkat petani mengalami penurunan hingga merugi.

"Impor jagungnya oleh menteri pertanian langsung direm total. Data yang saya punya di 2018 kemarin impor kita hanya 180 ribu ton. Sebelumnya hampir 3,6 juta ton," tegas mantan wali kota Solo itu.

Pemerintah juga menetapkan harga pokok penjualan (HPP) komoditas jagung hingga petani mendapatkan keuntungan. Hal itu ditetapkan melalui Peraturan Presiden dengan mengambil rata-rata harga jagung di semua daerah.

"Apa artinya? Produksi petani itu semakin meloncat naik karena memang harganya memungkinkan petani untuk dapat keuntungan. Siapa yang mau menanam kalau hanya untuk rugi. Tapi seperti ini membutuhkan proses," tambahnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Usai Jajal MRT Jakarta: Ini Peradaban Baru


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler