Jokowi-Ma'ruf di Medsos Lebih Positif daripada Prabowo-Sandi

Senin, 17 Desember 2018 – 16:56 WIB
Grafis: ForuMedsoSehat

jpnn.com, JAKARTA - Keberadaan media sosial (medsos) saat ini seolah sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, beragam jenis medsos kini menjadi salah satu sarana kampanye.

Namun, tak semua kabar di medsos terverifikasi kesahihannya. Bahkan, sering kali medsos menjadi ajang untuk menebar fitnah dan hoaks.

BACA JUGA: Pujian Kakak Kelas Ustaz Abdul Somad untuk Kiai Maruf Amin

Hal itulah yang mendorong Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Politicawave Jakarta, Generasi Digital Indonesia (GDI Lab) Jakarta, BFI Technologies Bandung serta Tek.id menginisiasi ForuMedsoSehat. Melalui deklarasi di Jakarta, Minggu (16/12), ForuMedsoSehat akan mengampanyekan gerakan Cerdas Bermedia Sosial.

Juru Bicara ForuMedsoSehat Jeffry Dinomo mengatakan, saat ini satu topik menarik dari media terverifikasi bisa menjadi tepopuler di medsos. Sebaliknya, kerap kali media terverifikasi memberitakan suatu topik terpopuler di medsos.

BACA JUGA: Merasa Dicatut untuk Dukung Jokowi, PAN Tempuh Jalur Hukum

“Medsos berperan besar dalam penyebaran informasi serta memengaruhi penggunanya. Aktivitas kampanye juga kerap menggunakan medsos, baik itu untuk pemasaran, sosial ataupun politik,” ujar bos Generasi Digital Indonesia (GDILab itu)

Jeffry menambahkan, konten-konten dan percakapan di medsos kemudian masuk ke dalam narasi dan strategi kampanye. Tujuannya adalah memenangi kompetisi.

BACA JUGA: Djarot: PDIP Berharap Pemimpin Jangan Cengeng

Bahkan, sering kali viral tentang politik tidak terjadi secara alamiah. Sebab, ada desain kampanye untuk memopulerkannya.

Dalam catatan Jeffry, ada tiga topik yang menjadi perbincangan warganet dalam periode 2-9 Desember 2018. Yakni kasus iklan Shopee, PersijaDay dan Pilpres 2019.

ForuMedsoSehat lantas mengkaji banyak hal tentang warganet yang terlibat perbincangan di medsos soal topik-topik terpopuler, besaran volume percakapannya, hingga analisis konten dan pola penyebarannya. Seluruh data itu diolah melalui piranti lunak oWulung.

Menurut Jeffry, oWulung merupakan kombinasi teknologi data dan analisis atas seluruh anggota forum. Khusus pilres, kata Jeffry, ada lima catatan ForuMedsoSehat.

Yang pertama adalah volume percakapan seputar pasangan calon (paslon). Percakapan soal itu di Twitter melibatkan 55.620 akun dan 206.907 kicauan.

Menurut Jeffry, jumlah akun dan kicauan seputar paslon Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin (Jokowi - Ma'ruf) lebih besar hingga 2,3 kali dari Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno (Prabowo - Sandi).

“Kedua, secara keseluruhan, pembicaraan positif pada Jokowi - Ma’ruf lebih tinggi daripada Prabowo - Sandi. Sedangkan, untuk pembicaraan negatif kepada kedua paslon cenderung berimbang, dan pembicaraan netral tentang Prabowo-Sandi lebih tinggi dari Jokowi-Ma’ruf,” sebutnya.

Ketiga, berdasar perilaku interaksinya terlihat bahwa satu original post direspons rata-rata lebih banyak dari klaster pendukung paslon Prabowo-Sandi. Hal itu mengindikasikan perilaku di klaster paslon Prabowo-Sandi adalah pasukan siber atau cyber troops. “Sementara kluster pendukung paslon Jokowi-Ma’ruf terindikasi dukungan individu,” paparnya.

Keempat, ada kedua klaster pendukung yang menunjukkan suspicious behavior atau perilaku mencurigakan. Sebab, cukup banyak partisipan yang berasal dari akun-akun yang usianya di bawah enam bulan dengan jumlah pengikut di bawah 50. “Beberapa di antaranya banyak yang baru dibuat Desember ini,” papar Jeffry.

Menurutnya, terdapat 3,8 persen akun yang terlibat di klaster Jokowi-Ma’ruf dan terindikasi mencurigakan. Sedangkan di klaster Prabowo - Sandi ada 4,9 persen akun yang mencurigakan.

“Secara persentase terhadap keterlibatan di masing-masing akun, klaster Prabowo - Sandi tingkat suspicious account lebih besar,” ucapnya.

Kelima, terdapat konten yang tidak berhubungan dengan percakapan di kedua klaster dari akun-akun tertentu. Yaitu terkait dengan konten pornografi, judi dan penjual online.

“Akun-akun tersebut biasanya masuk dalam percakapan yang sudah menjadi trending melalui tagar politik,” tuturnya.

Jeffry pun mengharapkan warganet makin teredukasi dalam menggunakan media sosial. “Medsos yang sehat dan bebas dari hoaks serta rekayasa tertentu yang pada gilirannya akan memberi manfaat positif bagi publik pengguna medsos," tutupnya.(jto/rmol/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Sholah Dukung Jokowi? Simak Penjelasan dari Ipang Wahid


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler